Pasangan Nasrul Abit, Mulyadi Belum Jelas, Independen Unjuk Gigi

Penulis: Jurnalis Senior | Editor: Marjeni Rokcalva

PADANG - Kemana arah koalisi partai politik (Parpol) yang ada di Sumbar ada yang mulai jelas, ada yang belum tampaknya. Sedangkan dua pasangan independen, terus melaju dan unjuk gigi, yakni pasangan Irjen Pol Fakhrizal-DR Genius Umar dan Pasangan Mayjen TNI Purn. Syamsu Djalal-Aldi Taher.

Tentu tidaklah mudah membangun koalisi ditengah kepentingan parpol. Namun, komunikasi jelas selalu dibangun guna menyamakan persepsi, visi dan misi. Dan dengan kondisi ini, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), tampaknya maju selangkah dari parpol lain dan sudah mulai berani menyatakan rencana koalisi. Dua kader terbaik mereka Mahyeldi (PKS) dan Audy Joinaldy (PPP) bertemu dan begitu percaya diri akan menjadi duet kelak. Kita tentu apresiasi kejadian ini.

Bila koalisi PKS-PPP terjadi (10 dan 4 kursi DPRD), tentu sudah memenuhi syarat mereka berkoalisi dan mendaftar di KPU Provinsi Sumbar. Karena syarat minimal pasangan kepala daerah, punya 13 kursi di DPRD Sumbar. Lantas bagaimana dengan partai lain. Partai Demokrat (10 kursi), PAN (10 kursi) dan Golkar (8 kursi), yang merupakan partai punya kursi banyak di DPRD Sumbar, belum berani muncul dengan pasangannya. Mulyadi (Ketua DPD Demokrat Sumbar) dengan jargon suara terbanyak pribadi di Pemilu 2019 dan berhak ke Senayan, masih belum jelas pasangannya.

Kemungkinan Demokrat akan berkoalisi dengan PAN atau membangun koalisi besar dengan Gerindra. Namun masalahnya, bila membangun koalis dengan PAN, masih sulit menentukan siapa calon gubernur. Pasalnya, Mulyadi dan Ketua DPW PAN Sumbar Ali Mukhni berencana maju sebagai calon gubernur bukan sebagai wakil, tengoknya baliho besar yang dipasang di seantero negeri. Masalahnya akan bisa lebih muda, bila Alu Mukhni rela memberikan 'perahu' PAN kepada M. Sadiq Pasidiqu (mantan Bupati Tanah Datar) yang juga pasang baliho.

Lantas bagaimana peluang Mulyadi dengan Gerindra? Jalan ke arah itu masih terjal. Edriana kader Gerindra yang kemungkinan mau jadi calon wakil gubernur, tentu harus bajibaku meyakinkan DPP Gerindra, akan pilihan jatuh padanya. Nasrul Abit, Wakil Gubernur Sumbar yang pernah jadi Katua DPD Gerindra Sumbar, tentu tak akan menyerah begitu saja. Nasrul Abit, jelas punya nilai jual yang bagus bagi Gerindra, meski ia juga mendaftar di tiga Parpol rencana koalisi (Golkar, PKB, PDIP.

Sepertinya, Partai Gerindra yang digadang-gadangkan akan mulus proses pencalonan, ternyata hingga kini belum juga menentukan pilihan dan masih memprosesnya. Padahal Partai pemenang Pemilu 2019 dengan raihan 14 kursi DPRD bisa melaju mulusu sendirian menetapkan pasangan calon. Atau Nasrul Abit mau membangun koalisi besar, Gerindra, Golkar, PKB (3 kursi), PDIP (3 kursi). Bila ini terjadi, alamat PAN dan Demokrat yang akan maju mengusung kadernya, harus berkoalisi dengan Nasdem. Karena hanya tinggal Nasdem yang bisa diajak koalisi. Pilihannya, bisa membangun koalisi Demokrat, PAN dan Nasdem, PAN-Nasdem, Demokrat-Nasdem. Tapi, tentu ada yang tersingkir.

Kini bola tinggal di Parpol yang punya kursi, meski tidak menafikan Parpol lain yang tidak punya kursi di DPRD Sumbar. Namun, membangon koalisi partai gurem di Sumbar yang pernah dilakukan Jefrie Geovani di tahun 1995 lalu, tentu butuh kerja ekstra.

Nak, untuk beberapa nama yang muncul sebagai kandidat seperti Reydonizar Moenek dan Suherman, warga Sumbar juga menunggu, kemana dua orang ini berlabuh. Dan baliho mereka tampak begitu mencolok selama ini. Namun, dalam politik tentu tidak ada yang tidak mungkin. Ya, ndak. (***)

Marjeni Rokcalva (Jurnalis Senior)

Loading...

Komentar

Berita Terbaru