Penulis: Sania Rahmanita Hendri | Editor: Marjeni Rokcalva
BANYAK peternak yang memiliki keluhan tentang fluktuasi bahkan melakukan demo dengan melempar ribuan ayam dan memecahkan telur. Perlu kita ketahui, fluktuasi merupakan ketidakstabilan pada variabel tertentu karena suatu mekanisme. Fluktuasi pada ternak biasa kita jumpai di pasar dalam waktu tertentu. Lalu apa penyebabnya? Banyak hal. Bisa karena permintaan dan penawaran, kebijakan pemerintah, dan lainnya.
Disebutkan dalam jurnal bahwa harga pada ayam mengalami penurunan dan kenaikan secara signifikan. Bahkan sempat pada tahun 2020 harga ayam melambung mencapai Rp. 46.000,00 per ekor nya. Namun harga pakan menurun. Pada Mei hingga Juli 2021, harga ayam mengalami penurunan dengan harga pakan yang meningkat sehingga menimbulkan kerugian pada peternak.
Fluktuasi harga ternak bisa disebabkan dari kelebihan pasokan, persaingan pasar, biaya produksi, atau lainnya. Pada kasus yang ini, fluktuasi terjadi diakibatkan karena persaingan pasar yang tidak sehat. Perusahaan besar terlihat seperti "memonopoli" harga ternak. Peternak ayam mandiri akan mencoba bersaing dengan peternak yang memiliki kontrak dengan perusahaan besar. Perusahaan besar yang memiliki kontrak dengan peternak akan melakukan sistem kontrak. Ini berarti harga pembelian bisa berubah-ubah sesuai kesepakatan.
Dimulai dari perusahaan yang meninggikan harga pakan sehingga meningkatkan biaya produksi pada peternak. Ketika biaya produksi sudah naik, harga ayam akan diturunkan sehingga menyebabkan kerugian pada peternak mandiri. Hal ini menyebabkan banyak nya peternak mandiri yang terjepit pilihan antara ikut kontrak dengan perusahaan besar itu atau gulung tikar.
Pada situasi seperti ini, kebijakan pemerintah dibutuhkan dikarenakan pemerintah bisa membuat peraturan terkait harga yang beredar pada masyarakat. Dengan mengontrol langsung harga pada ayam, peternak manapun bisa bersaing secara sehat termasuk dengan perusahaan besar. Kebijakan pemerintah tentunya akan sangat berpengaruh pada hal ini. Namun selain berpegang pada pemerintah, peternak juga bisa bersatu untuk menstabilkan harga. Jika peternak kompak dan saling membantu dalam hal ini, peternak bisa mengurangi fluktuasi meski berat.
Solusi lainnya yang bisa dilakukan oleh peternak iyalah menjual produk lain alias mengolah ayam menjadi produk siap saji atau lainnya. Peternak bisa memulai dengan membuka tempat makan, menjual nugget, mengolah menjadi sosis, atau lainnya. Namun hal ini pun tak udah dilakukan karena mambutuhkan modal lebih.
Penulis: Sania Rahmanita Hendri, Jurusan Peternakan Universitas Andalas
(Sania Rahmanita Hendri)
Komentar