Pemkab Gunung Kidul Pelajari Pengelolaan Kredit Mikro Di Bukittinggi

Penulis: Medio Agusta

BUKITTINGGI - Pemkab.Gunung Kidul Yokyakarta melakukan kunjungan kerja ke Pemko. Bukittinggi. Rombongan Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta itu, diterima Walikota Bukittinggi diwakili Asisten III Setdako Zet Buyung didampingi Dirut BPR Jam Gadang, Feri Irawan, dan Bagian Perekonomian Setdako, di Aula Balaikota, Kamis (13/02).

Asisten II Setdakab Gunung Kidul, Azman Latif, menjelaskan, kunjungan kerja ke Bukittinggi dilakukan dalam rangka mempelajari dan mendapat informasi terkait pengelolaan kredit mikro di lembaga keuangan yang ada di Bukittinggi.

Kunjungan kerja ke Bukittinggi dirasa sangat tepat karena akan dapat banyak pengalaman dari apa yang telah dikerjakan di Bukittinggi. Misalnya, tapping boxuntuk hotel dan rumah makan, yang di Gunung Kidul masih dalam perencanaan. Selanjutnya juga sistem non tunai untuk masuk objek wisata juga menjadi salah satu hal yang patut menjadi catatan bagi Pemkab Gunung Kidul.

"Dalam kunker ini kami sangat ingin mempelajari upaya Pemko Bukittinggi dalam pengelolaan kredit mikro, karena kami di Gunung Kidul memiliki Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP) yang akan terus ditingkatkan seperti pesatnya perkembangan BPR Jam Gadang yang akan bertransformasi menjadi

BPR Syariah," jelasnya.

Asisten III Setdako Zet Buyung, menyampaikan apresiasi atas kunjungan dari Pemkab Gunung Kidul dimana kegatan ini dapat menjadi motivasi bagi Pemko Bukittinggi untuk terus berbenah dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya di bidang kredit mikro.

"Bukittinggi memiliki BPR Jam Gadang yang dalam dua tahun terakhir meraih penghargaan sebagai Top 100 BPR se-Indonesia yang dikeluarkan oleh majalah The Finance. Tahun ini BPR Jam Gadang Bukittinggi kembali meraih prestasi dengan predikat "Sangat Bagus" dari Majalah Infobank atas Kinerja Keuangan cluster BPR dengan aset diatas Rp 25 milyar sampai dengan Rp 100 milyar. Untuk meningkatkan layanannya, Pemko dan DPRD tengah menyusun Ranperda BPR Jam Gadang Syariah," jelas Zet Buyung diamini Kasubag BUMD dan Pengendalian Inflasi, Ahda Hidayat.

Dirut BPR Jam Gadang, Feri Irawan, menambahkan, tingkat kesehatan BPR Jam Gadang per 31 Agustus 2019 dimana pada masing -- masing rationya dalam kondisi sehat yang terdiri atas Capital Agency Ratio (CAR) 43,19 %, Non Performing Loan (NPL) dengan nilai 1,17%, Loan to Deposit Ratio (LDR) dengan nilai 71,44%, Beban Operasional /Pendapatan Operasional (BOPO) 84,54% dan Cash Ratio (Ratio Alat Likuid/Hutang Lancar) dengan nilai 24,29%. Selanjutnya juga dikatakan realisasi kinerja BPR Jam Gadang hingga posisi Agustus 2019 untuk aset BPR Jam Gadang tercatat sebesar Rp 34,9 milyar.

"BPR Jam Gadang dibentuk tahun 2006, dimana pada tahun 2017 permodalannya dibantu oleh Pemko dan berubah menjadi BUMD Kota Bukittinggi. Tahun 2018 Pemko menambah setoran saham sebesar Rp 5 milyar, sehingga jumlah modal Rp 6,1 milyar dengan kepemilikan Pemko sebesar Rp 5,2 milyar atau 85,15%. Program BPR Jam Gadang memiliki sejumlah program diantaranya, kredit mikro dengan plafond Rp 3 juta hingga Rp 50 juta dan Kredit Usaha Kecil Industri (KUKI) dengan plafond maksimal Rp 2 juta dengan jangka waktu 12 bulan," jelasnya.

Yus

Loading...

Komentar

Berita Terbaru