Penulis: ET | Editor: Marjeni Rokcalva
PADANG - Prof. Indrayuda, S.Pd.M.Pd., Ph.D., dosen tetap pada Departemen Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni UNP, diundang oleh Pengetua Kolej Tun Ahmad Zaidi Universiti Malaya sebagai Dosen Tamu, bagi memberikan kuliah tentang persoalan pertumbuhan seni budaya Nusantara dalam kunjungan 21 hingga 22 November 2024.
Kata Prof. Indrayuda, kuliah umum ini diperuntukan bagi Mahasiswa dan Mahasiswi Kolej Tun Ahmad Zaidi Universiti Malaya, yang berasal bukan saja dari Malaysia tetapi juga Mahasiwa antara bangsa (international). Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 21 sampai dengan 22 November 2024. Kegiatan ini juga dalam rangkaian kerjasama Jelajah Seni Nusantara antara Akademi Pengajian Melayu Universiti Malaya dengan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang.
"Persoalan yang sedang menjadi perbincangan hangat di Nusantara adalah posisi seni budaya tradisional yang semakin jarang dibudayakan sehingga Masyarakat Melayu Nusantara, sudah mulai kehilangan identitas budaya mereka," jelas Prof. Indrayuda.
Isu ini direspon oleh Prof. Indrayuda, S.Pd.,M.Pd., Ph.D. dengan memunculkan akar persoalan marginalisasi budaya, seperti seni persembahan (pertunjukan). Materi kuliah sengaja dipilih topik yang lagi aktual dengan persoalan marginalisasi budaya, yakni peran ekosistem budaya dalam membangun pertumbuhan seni budaya khususnya seni pertunjukan di kawasan Nusantara.
Prof. Indrayuda, S.Pd., M.Pd.,Ph.D. membincangkan masalah posisi MakYong dan Mek Mulung serta Randai di Sumatra Barat. Ketiga seni pertunjukan milik masyarakat Melayu Nusantara tersebut, sudah semakin mendapat tantangan dan rintangan dalam pertumbuhannya.
"Persoalan yang mendasar salah satunya adalah tidak terbangunnya ekosistem budaya yang baik, yang menopang pewarisan dan pemanfaatan dari seni pertunjukan dimaksud. Kesenian MakYong yang dulunya merupakan ikon budaya tradisional Masyarakat Melayu Nusantara salah satu basisnya adalah di Malaysia atau Negara Bagian Kelantan. Selain itu juga di Kepulauan Riau tepatnya di Tanjung Pinang, dewasa ini dapat dianggap pertumbuhannya belum didukung oleh lingkungannya," tambah Prof. Indrayuda,
Lebih lanjut Prof. Indrayuda, menyampaikan hal yang sama juga kesenian Randai di Sumatera Barat, isu ini menjadi topik utama yang disampaikan dengan pendekatan teori Ekologi Budaya, dan Antropologi Budaya, serta Seni Pertunjukan dan Manajemen Seni Pertunjukan.
Pihak Universiti Malaya, yakni pengetua Kolej dan Dekan Akademi Pengajian Melayu, memandang pentingnya memberikan wawasan nusantara bagi Mahasiswa dan mahasiswi di Kolej Tun Ahmad Zaidi, sebagai pengayaan bahwa Indonesia dan Malaysia adalah satu dalam peradaban dunia Melayu Nusantara. (ET)
Komentar