Galodo Hantam Nagari Muaro Sungai Lolo Pasaman, Dua Orang Dilaporkan Tewas

Penulis: bdi | Editor: Marjeni Rokcalva

LUBUK SIKAPING - Kawasan terjauh Kabupaten Pasaman, Nagari Muaro Sungai Lolo, kembali dihantam gelombang banjir dan galodo dahsyat, Sabtu (15/2/2020) sore, ba"da Ashar.

Dilaporkan sedikitnya lima orang warga menjadi korban, sejumlah fasilitas umum, rumah-rumah warga rusak dan hancur, serta lahan pertanian masyarakat luluhlantak diterjang galodo.

Info yang berhasil diterima Sabtu malam, dua korban diantaranya meninggal dunia, sedangkan satu orang lainnya ditemukan sudah dalam kondisi krisis akibat luka parah yang dideritanya. Sedangkan dua orang lagi belum ditemukan hingga berita ini ditulis.

Baca Juga


"Infornasi saat ini masih simpang siur, sementara sarana komunikasi dilokasi bencana sangat tidak mendukung," ujar Kapolsek Mapattunggul, Iptu Markis, menjawab melalui telepon selularnya.

Akbat curah hujan tinggi sejak Sabtu pagi hingga sore, telah mengakibatkan terjadi bencana alam galodo dan tanah longsor di Nagari Muaro Sungai Lolo Kecamatan Mapat Tunggul Selatan, Kabupaten Pasaman.

Data yang dilansir aparat nagari dan kejorongan setempat, sejumlah kawasan porak poranda 'dihondoh' galodo, termasuk sarana transportasi terputus ke daerah di pinggang bukitbarisan itu.

Lima orang warga Kampung Pintuai sempat dilaporkan hilang tertimbun longsor. Namun, tiga orang diantaranya telah berhasil ditemukan dalam kondisi Kristis dan meninggal dunia. Sementara dua orang lainnya masih terus dilakukan pencarian oleh warga setempat, dengan alat seadanya, dan hingga kini masih dinyatakan hilang.

Data sementara yang berhasil dihimpun, korban yang telah ditemukan masing- masingnya Timah (49 th) perempuan, kondisi kritis/meninggal dunia. Kedua, Minas (46 th) perempuan kondisi meninggal dunia, dan ke tiga Uzi (18 th) laki-laki ditemukan dalam keadaan luka parah dan kritis.

Berita yang dilansir BPBD Pasaman, saat ini sudah dikirim tim reaksi cepat (TRC) BPBD, beranggotakan enam orang, untuk melakukan evakuasi terhadap warga terdampak bencana.

"Sudah kita terjunkan ke TKP, ada enam orang anggota TRC, sejumlah peralatan evakuasi, tali-tali dan chainsaw," ujar Kepala BPBD Pasaman, Riki Riswandi, SH, MSi.

Bahkan kata Ricky, pihaknya juga sudah meminta Dinas PUTR setempat untuk menerjunkan alat berat ke lokasi terdampak.

Sulitnya akses serta beratnya medan menuju ke lokasi bencana, membuat pihaknya kewalahan. Butuh waktu tiga jam lebih dari Kota Lubuksikaping agar bisa tiba di lokasi.

"Kita belum dapat gambaran, akses sangat sulit. Komunikasi juga sulit karena jaringan telekomunikasi tidak ada. Nanti, info updatenya kita kabarkan lagi," ujarnya. (bdi)

Loading...

Komentar

Berita Terbaru