Update Galoda Sungai Lolo Pasaman, Akses Jalan Terputus Warga Menginap di SD

Penulis: bdi | Editor: Marjeni Rokcalva

LUBUK SIKAPING - Situasi di Nagari Muaro Sungai Lalo Kabupaten Pasaman Minggu (16/2/2020) pagi terlihat sebagian masyarakat masih 'menginap' di lokal SD setempat, satu korban lagi belum ditemukan, dan akses jalan terputus sejak sabtu sore (15/2/2020) di daerah terdampak bencana alam, galodo dan tanah longsor, Nagari Muaro Sungai Lolo, Kecamatan Mapattunggul Selatan, Kabupaten Pasaman.

Sebagaimana diketauhui, banjir bandang (galodo) menghantam Kawasan terjauh Kabupaten Pasaman, Nagari Muaro Sungai Lolo, Sabtu (15/2/2020) sore, ba"da Ashar.

Dilaporkan sedikitnya lima orang warga menjadi korban, sejumlah fasilitas umum, rumah-rumah warga rusak dan hancur, serta lahan pertanian masyarakat luluhlantak diterjang galodo.

Baca Juga


Akbat curah hujan tinggi sejak Sabtu pagi hingga sore, telah mengakibatkan terjadi bencana alam galodo dan tanah longsor di Nagari Muaro Sungai Lolo Kecamatan Mapat Tunggul Selatan, Kabupaten Pasaman.

Data yang dilansir aparat nagari dan kejorongan setempat, sejumlah kawasan porak poranda 'dihondoh' galodo, termasuk sarana transportasi terputus ke daerah di pinggang bukitbarisan itu.

Lima orang warga Kampung Pintuai sempat dilaporkan hilang tertimbun longsor. Namun, tiga orang diantaranya telah berhasil ditemukan dalam kondisi Kristis dan meninggal dunia. Sementara dua orang lainnya masih terus dilakukan pencarian oleh warga setempat, dengan alat seadanya, dan hingga kini masih dinyatakan hilang.

Data sementara yang berhasil dihimpun, korban yang telah ditemukan masing- masingnya Timah (49 th) perempuan, kondisi kritis/meninggal dunia. Kedua, Minas (46 th) perempuan kondisi meninggal dunia, dan ke tiga Uzi (18 th) laki-laki ditemukan dalam keadaan luka parah dan kritis.

Berita yang dilansir BPBD Pasaman, saat ini sudah dikirim tim reaksi cepat (TRC) BPBD, beranggotakan enam orang, untuk melakukan evakuasi terhadap warga terdampak bencana.

"Sudah kita terjunkan ke TKP, ada enam orang anggota TRC, sejumlah peralatan evakuasi, tali-tali dan chainsaw," ujar Kepala BPBD Pasaman, Riki Riswandi, SH, MSi.

Bahkan kata Ricky, pihaknya juga sudah meminta Dinas PUTR setempat untuk menerjunkan alat berat ke lokasi terdampak.

Sulitnya akses serta beratnya medan menuju ke lokasi bencana, membuat pihaknya kewalahan. Butuh waktu tiga jam lebih dari Kota Lubuksikaping agar bisa tiba di lokasi.

"Kita belum dapat gambaran, akses sangat sulit. Komunikasi juga sulit karena jaringan telekomunikasi tidak ada. Nanti, info updatenya kita kabarkan lagi," ujarnya, Sabtu malam. (bdi)

Loading...

Komentar

Berita Terbaru