Penulis: Lex | Editor: Armed
PADANG PANJANG -- Tim Penilai Lomba Nagari Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) Tingkat Sumatera Barat 2024 lakukan penilaian terhadap Nagari Lareh Nan Panjang, Rabu (18/12/2024). Kegiatan ini berlangsung di Balai Adat Kerapatan Adat Nagari (KAN) Lareh Nan Panjang.
Tim penilai terdiri dari beberapa tokoh penting, seperti Prof. Dr. Ir. Raudha Thaib, Buya Masoed Abidin, Prof. Dr. Nusyirwan Effendi, Dr. Hasanuddin Datuak Tampatiah, dan Dr. Yulizar Yunus, M.Si. Mereka didampingi koordinator dari Dinas Kebudayaan Sumbar, Rido Arifardi, S.STP. Disambut Ketua KAN Lareh Nan Panjang, M.Y Datuak Rajo Sutan bersama Ninik Mamak dan Bundo Kanduang.
Penjabat (Pj) Sekdako, Dr. Winarno, M.E dalam sambutannya menyampaikan, falsafah ABS-SBK adalah jati diri yang harus dijaga dan dilestarikan.
Baca Juga
- Sebanyak 221 Lulusan FBS Universitas Negeri Padang Diwisuda Periode Ke-137 Tahun 2024
- Dekan FBS UNP Terima SK Pendirian Prodi S2 Pendidikan Seni; Perkuliahan Dimulai Januari-Juni 2025
- Mahasiswa S2 Teknologi Pendidikan UNP Kuliah Lapangan ke Mitra Resmi Google Indonesia
- Dekan FBS UNP Jadi Narasumber Lokakarya Penulisan Buku UIN Bukittinggi
- Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNP Gelar Kompetisi Kreativitas
Dijelaskannya, di Nagari Lareh Nan Panjang beberapa program terus dilestarikan. Antara lain revitalisasi surau, musyawarah adat, penguatan peran Ninik Mamak, Alim Ulama, dan Bundo Kanduang, serta kegiatan gotong royong dalam segala aspek.
Dikatakan, semua upaya tersebut bertujuan memperkenalkan nilai-nilai ABS-SBK yang menjadi akar kuat dalam perkembangan zaman.
"Komitmen kuat seluruh elemen masyarakat di Nagari Lareh Nan Panjang membuat kami optimis bahwa nagari ini dapat menjadi contoh yang baik dalam implementasi ABS-SBK," ungkapnya.
Pihaknya berharap melalui penilaian ini, semua elemen masyarakat menyadari pentingnya nilai-nilai ABS-SBK. Serta mempererat silaturahmi dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kehidupan adat dan agama. Implementasi ABS-SBK membutuhkan upaya berkelanjutan dan sinergi antarseluruh elemen masyarakat.
Sementara itu, Dr. Arzul Jamaan, S.Kar, M.Hum Datuak Endah Kayo Nan Kuniang dalam eksposenya menjelaskan, Nagari Lareh Nan Panjang memiliki karakteristik khas dalam penerapan falsafah ABS-SBK. Program-program yang dijalankan nagari ini sangat mendukung pelestarian objek kebudayaan dan tradisi adat.
"Untuk mendukung pendidikan, Nagari Lareh Nan Panjang memiliki PAUD, yayasan nagari, dan yayasan anak nagari yang telah berbadan hukum. Selain itu, ada juga Sanggar Budaya Sikumbang Tabang," jelasnya.
Ditambahkannya, Mlmeskipun terletak di tengah kota, Nagari Lareh Nan Panjang tetap konsisten menegakkan aturan adat. Salah satunya adalah Barih Balapeh, yang berisi aturan bermasyarakat yang sudah ada sejak 1978 dan telah beberapa kali direvisi sesuai dengan kondisi terkini. Mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti perkawinan, kematian, dan kehidupan bermasyarakat lainnya.
Ditambahkannya, kegiatan musyawarah juga dilakukan secara rutin, dengan rapat KAN setiap bulan dan pertemuan kecil setiap Jumat, selain pertemuan bulanan Bundo Kanduang.
"Kita juga ada program pemangku adat masuk sekolah memberikan pengetahuan mengenai adat. Belakangan kegiatan tersebut kita lakukan di sini dengan mengundang pelajar SLTP dan SD," ungkapnya
Sementara itu, Rido Arifardi menyebutkan, Lareh Nan Panjang adalah nagari terakhir yang dinilai dalam lomba ini. Pihaknya berharap, ke depan kegiatan serupa dapat dilaksanakan di tingkat Kota Padang Panjang. Bagi nagari yang menang, bisa sebagai utusan untuk tingkat provinsi.
"Dengan semangat dan komitmen bersama, diharapkan Nagari Lareh Nan Panjang bisa menjadi nagari terbaik dalam penerapan ABS-SBK, serta menjadi model bagi nagari lainnya di Sumbar," harapnya. (Lex)
Komentar