Penulis: Rel/Mst | Editor: Marjeni Rokcalva
PADANG - Untuk memenuhi kebutuhan bawang putih masyarakat dan menurunkan harga di Sumbar saat ini, pemerintah Provinsi mengambil langkah dengan mendatangkan bawang putih yang dibawa dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian. Jumlah bawang putih yang didatangkan tersebut sebanyak 23,6 ton.
Hal ini dilakukan karena perdagangan bawang putih terganggu akibat impor bawang putih yang terhenti akibat pembatalan seluruh penerbangan ke China. Padahal China termasuk pamasok bawang putih untuk Indonesia.
"Jumlah tersebut diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat kurang lebih sebulan kedepan," sebut Kepala Dinas Pangan Sumbar Efendi, usai meninjau kebutuhan bawang putih di Toko Tani Indonesia Center (TTIC), Padang, Minggu (16/02/2020).
Baca Juga
Dikatakannya, bawang putih tersebut dijual 32 ribu per kilogramnya, dan harga tersebut jauh berbeda dengan harga di pasar.
"Hingga hari ini harga bawang putih di pasar raya Padang mencapai 48 ribu sampai 50 ribu per kilo, sedangkan di daerah lain mencapai 60 ribu sampai 80 ribu per kilo nya," jelasnya.
Kemudian, pasokan bawang putih tersebut akan di distribusikan ke 16 Kabupaten Kota di Sumbar, kecuali Mentawai, Dharmasraya dan Pasaman Barat.
"Harganya tetap 32 ribu per kilo di Kabupaten Kota tersebut," ungkapnya.
Baca Juga Berita Terkait:
Harga Bawang Putih Naik, Pemprov Sumbar: Mari Genjot Produksi Lokal
Penerbangan Terhenti Akibat Virus Corona, Harga Bawang Putih Melonjak Naik di Sumbar
Pasukon Kurang Akibat Virus Corona, Petani Panen Raya Bawang Putih di Tanjung Alam
Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Kementerian Pertanian RI, Risfaheri berpendapat agar kedepan di Sumbar lebih meningkatkan lagi produksi bawang putih lokal. Risfaheri menyebutkan jika kebutuhan bawang putih di Sumbar dalam 1 tahun 1.000 ton, maka hanya dibutuhkan lahan sekitar 150 ha, jika 1 ha mampu memproduksi sekitar 8 ton.
"Sekarang Sumbar sudah menanam bawang putih, tapi sebagain besar digunakan untuk benih," sebutnya.
Kedepan dia mengatakan akan terus memantau kebutuhan dan harga komoditas tersebut, apalagi mendekati bulan puasa.
"Pemerintah akan terus memantau harga di pasar dan memberikan pasokan bila terjadi kekurangan. Kami tidak mau masyarakat sampai mengeluh dengan harga kebutuhan ini," sebutnya.
Dijelaskannya, bawang putih yang didatangkan tersebut berasal dari Tiongkok, namun agar tidak terjadi ketergantungan pada satu negara, maka pemerintah sedang mencari ke negara lain yang dapat mengimpor, yakni India.
Sementara itu Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, penyebab melonjak harga bawang putih di Sumbar saat ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti masalah distrubisi, transportasi, atau ada oknum yang menghambat.
"Semua itu bisa diatasi salah satunya dengan operasi pasar," jelas Gubernur.
Jika kebutuhan pasokan sebanyak 23,6 ton tersebut dapat memenuhi kebutuhan selama sebulan, dan harga jauh berbeda dengan harga pasar, maka akan membuat harga akan stabil kembali, karena mau tidak mau oknum tersebut harus menjual dengan harga yang wajar, kalau tidak bawang-bawangnya akan busuk sendiri.
Kedepan Gubernur berencana akan menggalakkan penanaman bawang putih sendiri kepada masyarakat melalui instansi terkait.
"Kita akan dorong masyarakat untuk menanam, dan nanti akan dibantu dengan subsidi." ujarnya. (Rel/Mst)
Komentar