Penulis: Marjeni Rokcalva
PADANG - Viral postingan Ustadz Adi Hidayat, Lc. MA, Hampir setiap malam usai sholat Isya di depan masjid Asra Tunggul Hitam, Suci umur 5 tahun, tinggal bersama ibunya di jalan Mawar 4, Pasar Pagi Rawang Tunggul Hitam Kota Padang, tidak punya ayah (anak yatim).
Setiap hari Suci ini berjalan kaki berkilo-kilo mater untuk mengumpulkan botol plastik. Kalau lihat anak ini tolong diberi makan atau sedekah, katanya kalau berangkat dia hampir ngak bawa uang, kalau pun ada uang setelah ia menyetor plastik akan dipakai untuk makan sekeluarga.
Sampai kapankah engkau terus begini wahai anak yatim kecil yang malang ?. Semoga setiap langkahmu di lindungi oleh Allah SWT, jangan sampai ada yang melukaimu di jalan.
Baca Juga
- Ketika Ibu-Ibu Unjuk Aksi di Hari Ibu di Padang Panjang
- Sepenggal Cerita PSBB Jakarta, Ketika Tusuk Gigi Jadi Telunjuk
- Beginilah, Ketika Perempuan 75 Tahun Ikut Lomba Baca Puisi
- Darat Terkendala, Komunitas Ordirga Antarkan Bantuan Korban Tanah Longsor Bogor Lewat Langit
- Kejar Impian, Fajar Jajakan Sala Lauak Enak Ketika Pulang Sekolah
Demikian sekilas bunyi pesan dimedia sosial, yang membuat Kadis Sosial Pemprov Sumbar, Jumadi, S.Pd, MPd, tim peksos tergerak hati melakukan penelusuran kelokasi tempat tinggal Suci Putri pemulung kecil botol plastik, di Rawang Dadok Tunggul Hitam Padang, Kamis (20/2/2020).
"Kita telah melihat secara langsung kelokasi tempat tinggal rumah kontrakan, Suci Putri dan keluarganya. Ayahnya bernama Fatoli (Alm) Ibunya bernama Intan yang kawin lagi, namun hanya sehari kemudian tidak pulang-pulang. Suci Putri juga punya adik Icha Zahara belum sekolah", ungkapnya.
Jumaidi juga katakan, Suci Putri usia 6 tahun, pernah sekolah dasar kelas 1 namun karena kehidupan berhenti.
"Ayah Suci meninggal ketika berumur 3 bulan. Untuk memenuhi kebutuhan ibunya dan Suci melakukan pekerjaan memulung. Suci memulung setiap hari dan pendapatan yang di dapat perharinya tidak menentu", katanya.
Jumaidi juga katakan, karena pemberitaan media sosial yang viral, dan informasi dari petugas sakti peksos kami, ibu Suci sudah membuat perjanjian dengan RT setempat yang dihadiri oleh babinsa dan koramil bahwa tidak akan memulung kembali.
"Ibu klien baru mendapatkan pekerjaan mengupas bawang putih dengan upah perkilogramnya Rp.500,-. Suci tinggal dilingkungan masyarakat yang kurang mampu, sehingga dukungan masyarakat tidak memungkinkan. Keinginan ibu Suci ingin juga mengembangan usaha gorengan di sore harinya", ungkapnya.
Dalam dialog dengan masyarakat, RW dan RT setempat Jumaidi katakan, kita akan sampaikan kondisi Suci Putri dan keluarga kepada pimpinan. Kita akan berikan saran, pendapat dan solusi yang akan diputuskan pimpinan.
"Terima kasih atas dukungan dan partisipasi masyarakat yang telah memberikan informasi dan keterangan dalam kasus Suci Putri ini. Pemerintah akan perhatian dan bantu, ada petugas Sakti Peksos yang akan terus memantau perkembangan setiap waktunya. Suci Putri dan adiknya Icha Zahara kita fasilitasi untuk dapat bersekolah sebagaimana layaknya teman-temannya yang lain", katanya.
Jumadi juga sampaikan, kita tunggu keputusan pimpinan kebijakan mana yang akan diambil sesuai aturan dan perundangan.
" Kita akan melakukan pendampingan pada orang tua ketika ada usaha dan mengupayakan masuk dalam Basis Data Terpadu(BDT)/ Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar bisa menerima program dari sosial, namun bagaimana nanti segera kami kabari", ujar Jumaidi. ZS/MR
Komentar