Penulis: Hms/Erwin | Editor: Marjeni Rokcalva
KOTA PARIAMAN - Mungkin belum banyak yang mengetahui apa itu pohon sengon, tak banyak yang tahu bahwa pohon ini bermanfaat bagi kesehatan manusia. Pohon sengon (paraserianthes falcataria) adalah jenis tanaman yang dapat tumbuh di sebaran iklim yang luas, tetapi banyak terdapat di daerah tropis, tingginya bisa mencapai 30 hingga 45 meter. Pohon sengon memiliki karakter akar tunggang berbentuk bulat tidak berbanir, kulit tidak beralur, berwarna putih dan tidak mengelupas.
Selain itu, kayu sengon ini pun biasanya dimanfaatkan sebagai bahan bangunan seperti papan, triplek, industri korek api, pembuatan pensil, papan partikel, dan bahan baku industri pulp kertas. Kemudian, juga menjadi pohon pelindung bagi tanaman hias, reboisasi dan penghijauan. Saat ini, tidak sedikit dicari oleh para pengusaha mebel karena memiliki nilai jual yang cukup menjanjikan.
Mursal (48), salah satu warga Desa Kajai, Kecamatan Pariaman Timur Kota Pariaman berhasil mengubah lahan tidur miliknya seluas 4 hektare dengan menanam berbagai jenis pohon salahsatunya pohon sengon ini.
" Ada sekitar 200 pohon sengon yang ditanam di lahan seluas 2 hektare, sedangkan untuk 2 hektare lagi saya tanam untuk hutan edukasi dengan keanekaragaman hayati seperti pohon bayua, sungkai, surian, pulai, karet, meranti, gaharu, kemiri, asam jawa, nangka, manggis, durian, dll ", ungkap Mursal kepada tim Media Center Kota Pariaman, Jumat (21/2) di Desa Kajai, Pariaman Timur.
Ia juga berencana akan menjadikan hutan yang beranekaragam hayati tersebut sebagai lokasi Arboretum yaitu tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan.
Khusus untuk pohon sengon, terang Mursal, sekitar 200 pohon sengon yang saya tanam di lahan seluas 2 hektare tersebut sekarang sudah berusia sekitar tiga tahun.
" Sengon dapat mencapai rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman empat meter pertahun kemudian berkurang seiring bertambahnya umur tanaman. Pada umur delapan sampai sembilan tahun rata-rata pertumbuhan tinggi sekitar 1 sampai 1,5 meter," ujarnya.
Kayu sengon juga memiliki nilai ekonomis yang bisa digunakan untuk perabotan rumah tangga, tiang bangunan rumah, pulp, hingga kertas. Selain memiliki nilai ekonomis dan tumbuh cepat, Sengon juga memiliki kemampuan tumbuh mumpuni di daerah kurang subur.
" Sengon termasuk tanaman industri, pertumbuhannya sangat cepat dan mampu beradaptasi pada berbagai jenis tanah, karakteristik kayunya dapat dimanfaatkan untuk industri panel dan kayu pertukangan," tuturnya.
Pria lulusan Sekolah Kehutanan Menengah Atas (SKMA) Pekanbaru tahun 1992 ini juga berhasil mengajak masyarakat untuk mengelola kebun yang selama ini dibiarkan begitu saja untuk menanam sayur-sayuran, buah-buahan, dan palawija secara organik untuk kebutuhan rumah tangga dan juga untuk dipasarkan. Tak terkecuali untuk menanam pohon sengon.
Terbukti pada tahun sebelumnya, ia pernah menjual pohon sengon yang sudah berusia lima tahun tersebut bersama masyarakat yang juga menanam pohon sengon ini, sebanyak 200 kubik lebih terjual dengan harga Rp200 ribu hingga Rp1 juta permeter kubik.
" Sesudah itu, kita kembali menanam bibit baru mulai tahun 2016. Jika pohon ini sudah tumbuh besar nanti, saya berencana tidak akan menjualnya demi menjaga keseimbangan lingkungan di Desa Kajai, khususnya Kota Pariaman agar tetap asri ", imbuhnya.
Ia juga menceritakan pengalamannya pada tahun 2011 pernah menerima kalpataru sebagai pengabdi lingkungan dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat hingga mengantarkannya ke istana negara bertemu langsung dengan presiden SBY ketika itu.
"Penghargaan yang saya terima tersebut karena keberhasilan saya dalam mengelola lahan tidur menjadi hutan yang ditumbuhi puluhan jenis pohon, salahsatunya pohon sengon yang cukup langka ditemui pada saat itu dan pohon tersebut sampai sekarang masih hidup telah berusia 14 tahun ", tukasnya.
Untuk tahun 2020 ini, ia kembali berkesempatan mewakili Kota Pariaman dalam penilaian Kalpataru tingkat Prov Sumatera Barat.
"Pada hari Kamis, (20/2) lalu saya kedatangan tim verifikasi dari Dinas Lingkungan Hidup Prov Sumbar didampingi Dinas Perkim LH Kota Pariaman untuk melakukan penilaian kalpataru bidang pengabdi lingkungan bersama komunitas TDC Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara dibidang penyelamat lingkungan ", kata dia.
"Semoga bisa mewakili Kota Pariaman sampai ke nasional ", harapnya.
Ia menghimbau kepada masyarakat, untuk memanfaatkan lahan tidur dengan menanam pohon yang nantinya bisa dipanen hasil. Karena dengan menanam pohon dapat menjaga iklim agar tetap sejuk dan segar serta dapat meminimalisir kemungkinan bencana tanah longsor yang kapan saja bisa terjadi. Selain untuk menjaga keseimbangan lingkungan, pohon yang ditanam tersebut juga bisa diolah sehingga menghasilkan nilai ekonomi.
" Semoga semakin banyak lagi masyarakat yang sadar tentang perlunya menjaga dan melestarikan lingkungan, karena lingkungan adalah paru-paru dunia. Tak bisa dibayangkan indonesia sepuluh tahun kedepan akan menjadi apa jika pohon terus-menerus ditebang demi kepentingan-kepentingan oleh pihak tertentu ", tutup Mursal. (Hms/Erwin)
Komentar