Penulis: Hms | Editor: Marjeni Rokcalva
PADANG - Jalur Kereta Api dari Stasiun Padang ke Stasiun Pulau Air bakal beroperasi pertengahan atau medio Maret 2020 ini.
Demikian diungkapkan Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Barat Suranto Ato dalam diseminasi informasi bersama Diskominfo Padang di Media Center Balai Kota Padang, Rabu, (4/3/2020).
Suranto Ato menyebut, pengujian dan safety assesment rel kereta api sudah selesai untuk Stasiun Padang ke Stasiun Pulau Air, Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan.
"Temuan-temuan saat pengujian sudah ditindaklanjuti dan dinyatakan plus artinya sudah dinyatakan tuntas," kata Suranto Ato.
Dia menjelaskan, setelah pengujian tahap berikutnya ialah melakukan pemeriksaan bersama dengan pihak PT KAI terkait apa yang harus dimatangkan.
Suranto Ato menyebut, untuk sertifikasi dari hasil pengujian, pihaknya sudah menyurati Dirjen Prasarana Perkeretaapian.
Hal ini supaya diterbitkan rekomendasi teknis untuk jalur Kereta Api dari Stasiun Padang ke Stasiun Pulau Air, sehingga bisa dioperasikan.
"Moga-moga satu dua hari ini ke luar rekomendasinya," harap Suranto Ato.
Lebih lanjut Suranto Ato juga mengungkapkan, jalur Kereta Api dari Stasiun Padang ke Stasiun Pulau Air ditargetkan diresmikan pertengahan Maret yakni pada 16 Maret 2020. Namun waktu tersebut masih tentatif. Pada 13 Maret, baru akan ada uji coba untuk dioperasikan. Setelah itu baru peresmian.
"Peresmian sambil melihat luang atau tidaknya waktu menteri, kapan bisanya. Waktunya tentatif. Kemarin masih vote pada 16 Maret," tutur Suranto Ato.
"Moga saja tidak bergeser, kalau geser jaraknya tidak terlalu jauh. Tetapi yang jelas sebelum diresmikan kereta itu sudah kita operasikan," sambungnya.
Dia juga menyebut, setelah uji coba akan diberlakukan tiket gratis. Jadwalnya pada 12 Maret hingga 22 Maret 2020. Saat ini pagar telah dibangun di sepanjang jalur KA. Hal tersebut bertujuan untuk keselamatan biar warga tidak lalu lalang. Kemudian, untuk sterilisasi jalur supaya warga sekitar tidak lalu lalang karena itu membahayakan.
"Ada delapan titik perlintasan, termasuk satu titik yang sudah ada di Simpang Haru. Terus ke arah Pulau Air ada tujuh yang baru. Ada yang ukurannya besar dan kecil," cetusnya.
Suranto Ato pun mengungkapkan tujuan dari adanya perlintasan dipertimbangkan Stasiun Padang-Pulau Air masuk dalam zona merah (gempa dan sebagainya). Maka dengan itu, untuk mengakomodir kalau terjadi apa apa, warga mudah menuju jalur evakuasi.
"Stasiun Pulau Air tersebut terakhir beroperasi pada 1977. Sekarang mau diaktifkan kembali. Semua elemen diganti karena sudah tidak memenuhi persyaratan dan tidak layak. Jalur dan rel diganti ke yang lebih besar, kemudian jembatan juga diganti. Begitu juga dilakukan pemekaran dan stasiun pulau air di restorasi," tutup Suranto Ato. (Hms)
Komentar