Penulis: Marjeni Rokcalva
JAKARTA - Penutupan Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat guna mencegah meluasnya wabah virus Corona, menjadi masalah tersendiri bagi perantau Minang yang memang banyak berdagang di kawasan itu. Pemerintah sendiri sudah menutup sementar pasar Tanah Abang di Jakarta pusat hingga 5 April 2020 mendatang. Penutupan ini membat perantau Minang yang mengadu nasib di Pasar Grosir terbesar di Asia Tenggara ini, membuat pedagang kehilangan mata pencaharian.
Sofyan (45) perantau asal Solok Sumbar dilansir dari SuhaNews, Kamis (26/3/2020) sore, membenarkan informasi itu. Pedagang telah mendapat pemberitahuan resmi dari pengelola pasar sejak Kamis pagi.
Ia menyebutkan dengan ditutupnya operasional pasar Tanah Abang, ribuan perantau Minang akan kehilangan mata pencaharian alias menganggur karena tidak bisa "bakureh" seperti biasa.
"Disini disetiap blok, ada perantau Minang mulai dari berjualan di toko sampai kaki lima di emper toko atau pinggir jalan hingga yang memiliki ruko disepanjang jalan utama Tanah Abang ini," sebut Syofyan dalam sambungan telponnya.
"Yang paling merasakan dampaknya adalah perantau yang berdagang kecil-kecilan, karena dari putaran uang harian itulah dapur mereka berasap," ulasnya dengan sedih.
Ia menambahkan derita perantau ini bertambah setelah adanya himbauan Gubernur Sumbar untuk tidak pulang kampung demi mencegah penyebaran virus Corona. Sementara saat tidak bisa mencari nafkah, biaya hidup di rantau tetap harus ditanggung.
Syofyan hanya bisa berharap kondisi ini cepat berlalu, dan aktivitas kembali normal. Sehingga semua larangan yang diberlakukan untuk mencegah virus corona ini dicabut pemerintah. Editor/Fen
Komentar