Penulis: Marjeni Rokcalva
PADANG - Gubernur Prof. Dr. H. Irwan Prayitno, Psi, MSc. Memimpin Rapat Koordinasi Teknis Percepatan Penanganan dan Pencegahan Covid-19 di Sumbar yang dilaksanakan di Aula Kantor Gubernur, Rabu (8/4/2020).
Hadir dalam rapat Wakil Gubernur Sumbar Drs. H. Nasrul Abit, Asisten III Setda Sumbar Drs. Nasir Ahmad, M.Si, Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, dr. Hj Merry Yuliesday, Mars, Ketua IDI Sumbar Dr. Pom Harry Satria, Kepala laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Dr Andani Eka Putra dan kepala rumah sakit daerah lainnya.
Dalam sambutannya gubernur Sumbar menyampaikan, pandemi virus Corona (Covid-19) tidak bisa disepelekan karena menyangkut kehidupan orang banyak. Segenap komponen harus bersatu dalam melakukan upaya-upaya pencegahan dan menjadikannya sebagai bentuk tanggung jawab kolektif.
Baca Juga
- Ini Lokasi TPS Gubernur Sumbar Mahyeldi Mencoblos Pilkada 2024 Besok
- Tingkatkan Kualitas Transparansi Pelayanan Publik, Gubernur Sumbar Luncurkan Aplikasi Sepakat
- Plt Gubernur Sumbar Minta Seluruh Pihak Perhatikan Detail Kecil yang Dapat Menghambat Pilkada
- Plt Gubernur Sumbar: Fisik 85 Persen, Peresmian Jalan Tol Padang-Sicincin Pekan Kedua Desember
- Patung Bung Hatta di SMPN 1 Padang Diresmikan, Ini Pesan Plt Gubernur Sumbar
"Kita harus kompak dalam melakukan upaya-upaya pencegahan penyebaran virus Corona di Sumbar dan menjadikannya sebagai bentuk rasa tanggung jawab bersama dalam melaksanakannya. Jangan ada yang bertindak sendiri-sendiri," himbau Irwan Prayitno.
Terkait dengan adanya pasien Covid-19 yang sudah sembuh yakni empat orang, gubernur berikan apresiasi kepada dokter, perawat dan tenaga medis lainnya yang telah berjuang untuk mengatasi covid-19 di Sumbar. Tenaga kesehatan menjadi garda paling depan dalam menangani kasus Covid-19.
"Mereka telah berjuang demi kesembuhan para pasien positif covid-19. Selain empat sembuh, informasinya ada tiga orang yang kondisinya stabil," tuturnya.
Bagi pasien yang sudah sembuh, selanjutnya akan isolasi diri di rumah. Namun tetap pantau dan diawasi oleh dinas kesehatan.
Gubernur Sumbar mengatakan, tenaga medis merupakan orang-orang yang bekerja paling keras dalam menangani wabah Covid-19. Mereka juga yang paling berisiko terinfeksi virus corona, karena berhadapan langsung dengan pasien.
Apalagi para tenaga medis khawatir terpapar Covid-19 dari pasien yang mereka tangani dan berisiko menularkannya kepada keluarga mereka di rumah.
"Mereka juga tidak pulang ke rumah karena khawatir nanti kalau pulang punya risiko," ujar Irwan Prayitno.
Gubernur Irwan uga menegaskan, bahwa pemprov sumbar telah menyiapkan program jaringan pengaman sosial untuk masyarakat yang secara ekonomi terdampak Covid-19. Anggaran program JPS tersebut berasal dari alokasi sejumlah anggaran berbagai sumber, sehingga nantinya dana tersebut ada yang diakomodasi dalam APBD Perubahan. Dana itu akan dibagikan dalam bentuk uang tunai sebesar Rp200 ribu setiap orang selama 3 (tiga) bulan, sesuai dengan nama-nama yang diserahkan oleh Kabupaten Kota. Paket itu akan diberikan kepada 359 ribu lebih masyarakat yang terdampak corona di Sumbar.
"Untuk sementara baru tujuh Kabupaten Kota yang menyerahkan daftar nama-nama tersebut. Insya Allah besok lusa sudah bisa kita bagikan," ungkapnya.
Dalam rangka mengantisipasi kemungkinan terburuk penyebaran Covid-19 di Sumbar, Irwan Prayitno menginformasikan bahwa telah ada ratusan lebih ruangan isolasi disiapkan untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) guna mengantisipasi kemungkinan terburuk penyebaran Covid-19 di Sumbar.
"Semuanya ada 407 tempat tidur yang telah disediakan," sambutnya.
Selain itu, soal Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemerintah Provinsi Sumbar telah mengajukan ke pemerintah pusat dan pemerintah pusat sedang mengkaji apakah Sumbar sudah mendesak diterapkan PSBB atau belum.
"Di Sumbar telah terjadi peningkatan dan penyebaran kasus Covid-19 yang signifikan. Sekarang saja sudah 26 orang yang positif Covid-19. Saya perlu menetapkan PSBB untuk Sumbar dalam rangka percepatan penanganan Covid-19. Namun tentu saja harus diusulkan ke pusat untuk dapat persetujuan. Kalau disetujui, maka kita akan menyiapkan segala sesuatunya sesuai aturan sesegera mungkin" tegas gubernur Sumbar.
Menurut gubernur, perkiraan puncak penyebaran virus corona di Sumbar diprediksi terjadi di bulan Mei 2020. Kemudian mulai menurun di bulan Agustus. Hal ini di sebabkan karena pada bulan Juni dan Juli sumbar akan dibanjiri para perantau yang pulang ke daerah asalnya. Perlu diantisipasi agar penyebaran virus corona tidak masuk ke Sumbar.
"Kita tidak boleh lengah, jangan sampai tidak terawasi, perlu disiplin dalam bekerja. Termasuk masyarakat harus bisa bekerjasama dengan semua pihak, agar semua pergerakan Covid-19 bisa terpantau," ujarnya. Hms-Sumbar/BM
Komentar