Penulis: Marjeni Rokcalva
TUAPEIJAT - Seorang mahasiswa warga Pogari, Desa Goiso Oinan, Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai Sumbar dinyatakan sebagai Pasien Dalam Penanganan (PDP) kini masih menjalani perawatan di RSUD Mentawai. Kondisinya masih dalam keadaan stabil dan tidak menggunakan alat bantu pernafasan. Ia tiba di Mentawai sejak 27 Maret 2020 lalu.
Dalam video conference (Vicon) pada rapat Bupati/Wali Kota se Provinsi Sumatera Barat dengan Gubernur Irwan Prayitno, Kamis (9/4/2020) Bupati Mentawai Yudas
Sabaggalet menyampaikan ada sekitar 535 PPT, ODP 13 orang, 1 PDP, kemudian ia juga menyebutkan Mentawai punya total 45 kamar isolasi yang tersebar di Mentawai, sementara di RSUD Mentawai ada 8 kamar karantina, masing-masing puskesmas ada 2 kamar isolasi namun belum ada Alat Pelindung Diri (APD) para medisnya.
"Kami ada kenaikan status, dari 535 PPT, 13 orang ODP, dan 1 Orang PDP, saat ini sedang dalam perawatan," ujar Yudas
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Mentawai, sekaligus juru bicara tim Gugus Tugas, Lahmuddin Siregar mengatakan bahwa pasien tersebut dinyatakan PDP karena sudah dilakukan rapid test sebanyak dua kali dan hasilnya positif.
"Betul, waktu kita melakukan tes dengan rapid test sebanyak dua kali hasilnya positif , dan kita akan melakukan tes swab lagi guna mendapatkan hasil yang akurat," katanya.
Lebih lanjut ia katakan bahwa untuk melakukan tes swab pasien akan dirujuk di Padang, setelah dilakukan tes swab maka akan terlihat apakah pasien benar-benar positif virus corona atau tidak.
Lahmudin menjelaskan, pasien PDP adalah seorang mahasiswi dengam Kode 324.I. Dia tercatat melakukan perjalanan dari Jakarta - Padang dan ke Mentawai dengan transportasi laut pada tanggal 27 Maret 2020 telah dicatat sebagai ODP dengan keluhan batuk dan isolasi di rumah selama 14 Hari, namun sebelum masa isolasi di rumah berakhir pihak Kesehatan melakukan rapid test dan hasilnya positif.
"Sebagai Pasien dengan hasil rapid test positif belum tentu positif terinfeksi COVID-19, maka untuk memastikan direncanakan untuk klarifikasi dengan Tes PCR atau test swab," ungkap Lahmuddin.
Untuk diketahui bahwa Rapid test ini adalah metode skrining awal dengan sampel darah untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona. Antibodi ini akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan virus Corona.
"Rapid test hanyalah sebagai skrining atau pemeriksaan penyaring, bukan pemeriksaan untuk mendiagnosa pasti infeksi virus Corona atau COVID-19," katanya.
Lahmuddin berharap agar hasil rapid test positif ini, jangan sampai masyarakat panik dan takut, sebab menurunnya antibodi yang terdeteksi pada rapid test bisa saja merupakan antibodi terhadap virus lain atau coronavirus jenis lain, bukan yang menyebabkan COVID-19.
"Untuk diketahui juga bahwa coronavirus memiliki 4 genus yaitu alfa, beta, gamma dan delta coronavirus dan yg menginfeksi manusia adalah genus alfa dan beta," ungkapnya.
Orang yang hasil rapid test-nya positif perlu melakukan pemeriksaan Swab bisa melalui lendir hidung atau tenggorokan dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) yang bisa mendeteksi langsung keberadaan virus Corona.
"Tes PCR inilah yang akan memastikan apakah seseorang positif terinfeksi Corona atau tidak," Ujarnya.
Saat ini kondisi pasien dalam keadaan sedang dirawat atau diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mentawai dengan kondisi baik dan tidak menggunakan alat bantu pernapasan atau oksigen. Editor/MR
Sumber: mentawaikab.go.id
Komentar