Penulis: Marjeni Rokcalva
SURABAYA - Semenjak diumumkan 2 kasus pertama penderita COVID 19 tanggal 2 Maret 2020 hingga sekarang jumlah pasien Covid19 baik positif maupun dalam pengawasan serta yang meninggal dunia sudah berlipat kali dan jumlah ini akan semakin banyak. Diperkirakan kedepan para tenaga kesehatan dan sarana kesehatan akan kesulitan merawat jumlah penderita yang semakin bertambah tersebut. Di sisi lain kesadaran masyarakat masih kurang terutama tentang peran mereka dalam mengurangi dan memutus mata rantai penularan Covid 19 ini.
Sampai saat ini para ahli menyepakati ada tiga strategi utama untuk memutus penularan virus ini di masyarakat yaitu: (1) Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, (2) Social Dan Physical Distancing, serta (3) Menggunakan masker kain saat berada di luar rumah.
Dengan perkembanganjumlah penderita Covid 19 yang meningkat luar biasa di Indonesia dan masih terbatasnya pemeriksaan laboratorium Deteksi virus ini, menyebabkan individu dengan asimtomatik carrier (Orang Tanpa Gejala) akan semakin banyak dan sulit terdeteksi. Asimtomatik carrier adalah Individu yang sebenarnya sudah tertular tetapi belum menunjukkan gejala. Individu tersebut masih bebas berinteraksi dengan individu lain dan berpotensi menularkan ke individu lain terutama individu yang rentan.
"Kami menilai ketika aturan Social dan Physical Distancing sukar diterapkan, maka penggunaan Masker kain untuk umum dinilai cukup efektif untuk menurunkan risiko penularan COVID 19," kata dr M. Hud Suhargono, SpOG(K), Humas Keluarga Penyangga Indonesia, organisasi berbasis komunitas yang saat ini aktif mengampanyekan penggunaan masker kain bagi masyarakat umum untuk mencegah penularan Covid 19, Minggu (11/4/2020).
Bahkan pada awal April 2020 ini, CDC (Centre of Disease Control and Prevention) di Amerika Serikat merekomendasikan penggunaan Masker kain buatan rumah sebagai alternatif penggunaan Masker untuk masyarakat umum, dan Masker medis (masker bedah / masker N95) yang jumlahnya terbatas saat ini sebaiknya dipakai hanya oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. "Masker sebaiknya digunakan oleh semua orang bukan hanya orang yang sedang sakit batuk pilek dan panas," kata dr Hud.
Bahan masker yang berasal dari kain bahan baju diharapkan mempermudah masyarakat untuk menperolehnya atau membuat sendiri di rumah; sehingga masyarakat mendapatkan alternatif memakai masker daripada tidak memakai masker sama sekali ketika keluar rumah atau saat berinteraksi dengan orang lain.
"Kami (Keluarga Penyangga Indonesia) menyarankan masyarakat memakai masker kain multi layer untuk meningkatkan efektifitas proteksi terhadap penularan virus. Selain itu, salah satu keuntungan lainnya adalah bahan masker kain ini bisa dicuci lagi dengan deterjen biasa sehingga lebih memudahkan masyarakat dalam merawat dan menggunakannya," kata dr Hud.
Dalam penelitian yang dilakukan di Cambridge pada tahun 2013, bahan kain yang digunakan untuk masker non medis ini ternyata cukup efektif menahan penularan virus. Ini dikarenakan ukuran Virus COVID 19 sendiri yakni sebesar 0,12-0,18 mikron. Dari hasil penelitian terhadap partikel yang berukuran 0,02 mikron, Masker Bedah mempunyai efektifitas 97 persen. Sementara itu, bahan kain sejenis lap yang digunakan sebagai masker, mempunyai efektifitas hingga 83 persen bila digunakan 1 lapis. Sedangkan bila digunakan dua lapis, maka efektifitasnya hampir sama dengan Masker Bedah yaitu 93 persen. Sementara masker yang terbuat dari bahan kain katun bila digunakan satu lapis memiliki efektifitas hingga 69 persen dan bila digunakan dua lapis maka efektifitasnya menjadi 71 persen.
"Sosialisasi penggunaan Masker kain pada masyarakat ini merupakan salah satu upaya untuk lebih meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap perlindungan dirinya sendiri, perlindungan terhadap keluarga, perlindungan kepada orang lain di sekutarnya, serta masyarakat yang lebih luas. Yang perlu ditekankan dalam kampanye Penggunaan Masker Kain untuk Publik ini adalah bahwa Masker adalah bagian satu paket strategi pemutusan rantai penularan COVID 19 ini disamping strategi utama yaitu Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun dan Social dan Physical Distancing, serta lebih banyak melakukan kegiatan di rumah," tutup dr Hud. Rel/MR
Komentar