Rumahkan 3.844 Awak Bus, Pengusaha Transportasi Darat Sumbar Nyaris Bangkrut

Penulis: Marjeni Rokcalva

PADANG - Pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna memutus rantai Covid-19 di Sumbar, juga berdampak besar bagi pengusaha angkutan darat di Sumatera Barat. Akibat bus yang tidak boleh beroperasi, perusahaan terpaksa merumahkan para pekerjanya (awak bus) untuk sementara waktu.

Ketua Ketua DPD Organisasi Angkutan Darat (Organda) Sumbar, S Budi Syukur mengatakan, sedikitnya 3.844 pekerja transportasi darat terpaksa dirumahkan. Mereka tergabung dalam 123 perusahaan transportasi darat di Sumbar. Di antaranya bus Antar-Kota Antar Provinsi (AKAP), Antar-Kota Dalam Provinsi (AKDP) serta angkutan pariwisata.

Dijelaskannya, satu unit armada kendaraan mempekerjakan dua orang. Mereka terdiri sopir dan kernet, sehingga total keseluruhan yang terdampak berjumlah 3.844 pekerja. Kalau dijabarkan lebih luas, angka tersebut belum termasuk mereka yang bekerja sebagai agen atau perwakilin bus sampai montir di bengkel perusahaan. Jangan lupa ada pula pelaku usaha yang menggantung hidupnya dari bisnis angkutan darat ini seperti pekerja rumah makan dan pedagang kecil di rumah-rumah makan dan terminal bus.

"Dengan penyetopan operasional saat ini, tentu perusahaan transportasi darat sangat mengalami kerugian yang besar dan nyaris bangkrut. Apalagi ditambah soal kredit bank yang mesti dibayar, serta biaya operasional tetap dibayar, sedangkan mereka tidak dapat pemasukan," ujar Budi dilansir dari Suhanewscom, Kamis (30/4/2020).

Selaku pengusaha tranpsortasi, Budi tentu minta keringanan dalam berusaha secara nyata, misalnya memberikan tenggang waktu skema utang di bank dan bantuan lainnya. Juga, untuk para pekerja transportasi ini, kami juga belum dapat bantuan.

"Memang ada bantuan dari kepolisian Rp600 ribu perorangan, tapi masih menunggu prosesnya," kata budi.

DPD Organda Sumbar berharap Pemprov Sumbar bisa memasukkan pekerja tranportasi darat ini sebagai penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT), guna meringankan beban mereka terutama yang sudah berkeluarga.

Masuknya bulan Ramadhan dan dekatnya Ied Fitri juga beban tersendiri bagi pekerja, dan tentu perusahaan tranportasi itu sendiri," ujarnya. Fen/Editor

Loading...

Komentar

Berita Terbaru