Ahli Epidemologi Unand: Waspada 85 Kasus Baru dan Tingginya OTG Positif Covid-19 di Sumbar

Penulis: Marjeni Rokcalva

PADANG - Ahli Epidemologi Defriman Djafri, Ph.D mengingatkan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumbar dan seluruh masyarakat untuk mewaspadai 85 kasus baru dan tingginya angka OTG yang dinyatakan positif Covid-19 di Sumbar saat ini.

Penegasan ini dikatakan Defriman saat wawancara online dengan wartawan di Padang via aplikasi daring yang dilakukan IJTI Sumbar, Senin malam (4/5/2020). Dilanjutkan Defriman, kasus baru 85 orang ini merupakan kasus yang berdiri sendiri dan tidak kaitan dengan kluster penyebaran lokal yang terjadi saat ini. Data ini perlu diantisipasi dengan baik, sehingga mereka tidak menularkan ke yang lain dan membentuk kluster baru.

"Bila ini terjadi massa pandemi Covid-19 di Sumbar bisa lama. Kita berdoa, semoga mereka yang baru ini mendapat perawatan dengan baik dan sembuh, sehingga tidak menularkan virus pada orang lain," ujarnya.

Nah, yang perlu lagi diwaspadai adanya banyak Orang Tanpa Gejala (OTG) yang terkonfirmasi positif Covid-19. Ini juga menjadi perhatian serius kita semua, jangan-jangan sebelum ditemukan positif, OTG ini sudah bersentuhan dengan banyak orang.

Evaluasi PSBB

Dalam kesempatan ini, Dafrimal yang juga Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unand ini, juga melakukan evluasi pelaksnaan PSBB yang akan selesai hari ini, Selasa 5 Mei 2020.

Defriman menilai pelaksanaan PSBB tidak berjalan optimal selama ini. Padahal, PSBB adalah suatu langkah awal untuk merubah prilaku masyarakat yang selama ini lengah dan abai dengan masalah kesehatan secara umum.

"Apapun faktanya, mari kita jadikan pondasi untuk menghadapi gelombang pandemi berikutnya pasca PSBB berakhir nanti", ajak Defriman.

Ia mengambil data dari segi penambahan korban yang positif. Justeru pada rentang penerapan PSBB itu lebih meningkat. Namun jangan cepat pula kita mengultimatum PSBB gagal. Mungkin saja terdeteksinya terlambat bersamaan dengan penerapan PSBB, katanya.

"Makna besar PSBB adalah adanya perubahan prilaku pencegahan dalam masyarakat agar menjadi kebiasaan dan suatu budaya kedepannya",ujar dekan FKM Unand ini.

Dekan FKM Unand ini sepertinya sependapat, bahwa pelaksanaan PSBB di Sumbar belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. Masyarakat, apakah itu di pasar di Mall, dalam angkot dan tempat belanja lainnya, masih kelihatan belum menjaga jarak pisik dan sosial. Petugaspun tidak kelihatan pada tempat tersebut.

Tentu kita tidak menuduh petugas lemah. Mungkin ada faktor lain yang membuat Ia belum maksimal bekerja. Bisa insentif tidak ada atau tidak seimbang dengan beban tugas.

Defriman tidak tahu persis sistem kerja Tim Gugus Tugas Covid 19, karena Ia tidak terlibat di dalamnya, baik untuk tingkat provinsi maupun kota dan kabupaten. Tim yang Ia ketua ini, sifatnya membantu sebagai yang diminta Gubernur Sumbar.

"Soal PSBB dihentikan atau lanjut adalah sebuah kebijakan pemerintah. Tapi yang jelas. bagaimana kita terus dan berkesinambungan mempromosikan/sosialisasikan apa makna yang terkandung dalam PSBB itu," ujarnya. MR

Loading...

Komentar

Berita Terbaru