Wagub Nasrul Abit: Anak Muda Minang Milenial Bisa Jadi Ujung Tombak Kemajuan Ekonomi

Penulis: Marjeni Rokcalva

PADANG - Kita patut harus bersyukur karena dimasa pandemi ini, ada banyak hal yang bisa kita ambil hikmah dan pelajaran sisi baik juga dalam intruspeksi diri berpikir positif kedepannya. Adanya banyak waktu berkumpul bersama keluarga dan menyadari diri melaksanakan ibadah bersama keluarga di rumah yang selama ini karena kesibukan aktifias masing-masing orang tua dan anak tidak bisa dilakukan.

Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit dalam acara Bagurau Manjalang Hari Rayo Dimaso Pandemi bersama Duta Budaya Sumatera Barat melalui Darring Zoom, Jum'at (22/5/2020).

Wagub Sumbar juga menambahkan, dalam masa pandemi ini sudah merubah new normal kita sebagai manusia, akan ada budaya yang berobah secara otomatis dan kita sebagai masyarakat minang berharap agar budaya yang timbul akibat masa pandemi ini tidak merubah total budaya kita sebagai masyarakat minang.

Baca Juga


"Untuk itu para duta budaya jadikanlah moment ini sebagai ajang untuk membentuk kreatifitas dan membantu sesama masyarakat yang membutuhkan, ada kebiasaan jika kita bertemu bersalaman namun dalam kondisi saat ini dibatasi tidak dilakukan. Serta juga membudayakan juga kondisi penanganan covid-19 dengan menjaga kesehatan dengan memakai masker, jaga jarak dan pola hidup bersih cuci tangan pakai sabun tanpa mengabaikan nilai-nilai budaya yang ada sebelumnya", himbau Nasrul Abit.

Nasrul Abit menyatakan, orang minang itu egaliter, bahwa ia tidak mau menyambah-nyambah, mereka kritis tidak bisa menerima saja, mesti punya argumentasi yang logika dala, kecerdasan berpikir.

"Ada penilai sinyalamen anak-anak muda kita tidak kenal lagi budaya minang, akan tetapi setelah dilakukan penilai waktu lomba kita salah menilai, anak-anak muda kita itu memiliki pengetahuan yang cukup baik dalam adat istiadat dan adat yang diadatkan. Tahu jo nan ampek , tahu jo rukun 13, kato malereng, kato mandaki, kato mandata. Namun mungkin ada beberapa anak muda kita yang memang kurang paham dan taktahu, termasuk ungkapan kepada anak gadih minang, apakah bisa menjahit, menyulam dan memasak. Hal ini mungkin menjadi pendalaman nilai-nilai budaya tersebut sehingga budaya minang itu ada dalam pribadi masyarakatnya setiap generasi," ungkapnya.

Nasrul Abit juga menyampaikan, budaya merantau orang minang itu merupakan upaya merubah peruntungan hidup apakah dalam hal ekonomi, ilmu pengetahuan dalam pendidikan, maupun dalam ikut serta berperan kedudukan dalam pemerintahan. Bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui kreatif para anak muda kita menatap masa depan pembangunan daerah yang lebih baik lagi.

" Saat ini 97 persen ekonomi Sumatera Barat bergerak pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), saat bagi kita menggerakan potensi anak muda minang yang memiliki potensi karater berdagang, jasa dan produk pertanian , produk ekonomi kreatif mampu memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan jadi pasar yang mendunia. Inovasi dan segala kreatifitas kemajuan ini menjadi semangat kita memajukan pembangunan daerah dan ekonomi masyarakat kita," ujarnya.

Wagub Sumbar juga menekan, jangan ada lagi pejabat yang bergaya eklusif dalam penyelenggaraan pemerintahan. Aparatur pemerintahan itu merupakan penggerak utama dalam mendorong kemajuan pembangunan di daerah merangkul anak muda kita dengan sesuai dengan segala potensi dan aspirasi untuk mensejaterakan kehidupan masyarakatnya.

Kegiatan Daring Zoom acara Bagurau Manjalang Hari Rayo Dimaso Pandemi bersama Duta Budaya Sumatera Barat, yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan Sumbar menghadirkan tokoh bundo kanduang, wakil walikota Payakumbuh, para tokoh muda minang lainnya. Editor/MR

Sumber: Biro Humas Setda Sumbar

Loading...

Komentar

Berita Terbaru