Penulis: Marjeni Rokcalva
JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto mengungkapkan bahwa pasien sembuh lebih banyak dilaporkan oleh beberapa daerah dibanding kasus positif COVID-19.
"Beberapa provinsi dengan kasus yang lebih banyak yang sembuh dibanding kasus positif," kata Yuri di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Jumat (12/6/2020).
Yuri merincikan, beberapa wilayah yang melaporkan jumlah kenaikan angka pasien sembuh lebih banyak di antaranya, Provinsi DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Sumatara Selatan, Nusa Tenggara Barat dan sebagainya.
"DKI Jakarta 93 kasus baru dan 120 sembuh, Sulawesi Selatan hari ini melaporkan 58 kasus, namun dilaporkan juga 73 sembuh. Jawa Tengah, 44 kasus baru, 50 sembuh," ungkap Yuri.
"Kemudian, Sumatera Selatan 33 kasus baru, 38 sembuh. Nusa Tenggara Barat, 23 kasus dilaporkan 72 kasus sembuh. Jawa Barat, 19 kasus positif baru 41 sembuh. Sumatera Barat 10 kasus baru, 15 sembuh. Kalimantan Timur 8 kasus baru, 11 sembuh," imbuh Yuri.
Angka penambahan kasus pasien sembuh tersebut sekaligus menunjukkan bahwa presentase kesembuhan dari COVID-19 jauh lebih tinggi dibanding dengan kematian.
"Ini adalah bukti, bahwa memang sekarang persentase kesembuhan jauh lebih tinggi dibanding dengan kematian. Kalau kita perhatikan data akumulasi sampai dengan kondisi saat ini 35,8 persen sembuh, sedangkan kematian berada di kisaran 5,67 persen," jelas Yuri.
Sebagai informasi, kasus sembuh total untuk hari ini ada penambahan sebanyak 577, sehingga total akumulasinya menjadi 13.213. Meninggal bertambah 48 dan total menjadi 2.048.
Sebanyak 424 kabupaten/kota di 34 provinsi telah terdampak COVID-19. Sementara, Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang dilakukan sampai dengan saat ini akumulasi ada 37.538. Selanjutnya, Pasien Yang Dalam Pengawasan (PDP) adalah sebanyak 13.923 orang.
Hasil dari kasus akumulasi tersebut sekaligus dapat dimaknai bahwa sebagian besar provinsi sudah menuju grafik yang cenderung menurun. Selain itu banyak yang kemudian dalam beberapa hari terakhir ini, tidak dilaporkan ada kasus baru.
Adapun angka penambahan kasus didapatkan dari hasil pemeriksaan laboratorium secara masif dan agresif untuk menemukan kasus baru, sehingga kemudian dapat segera dilakukan penanganan dengan baik untuk memutus penyebaran COVID-19.
"Pemeriksaan laboratorium yang secara masif, kita lakukan, kemudian kontak tracing yang secara agresif kita lakukan, inilah yang kemudian menggambarkan banyaknya kasus positif yang didapatkan, serta kemudian banyaknya kasus sembuh yang bisa kita laporkan," pungkas Yuri. MR/Editor
Sumber: Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional
Komentar