Penulis: Hrs/Lex | Editor: Marjeni Rokcalva
PADANG PANJANG - Senyum hangat dan ramah terpancar dari wajah Gusnaini (60) saat melayani pembeli ketupat sayur di warung miliknya. Sembari memasukkan potongan ketupat ke dalam bungkusan plastik, ibu paruh baya itu, kemudian, menawarkan berbagai jenis kuah gulai sayur kepada pembeli.
Ada Gulai Nangka, Gulai Tauco, Gulai Paku, dan Gulai Buncis-Kentang. Semua itu berjejer di etalase warung kecil yang terletak di jalan Bagindo Aziz Chan, Kelurahan Tanah Hitam, Kota Padang Panjang, Sumbar.
Pagi itu, Minggu, (21/6), para pembeli datang silih berganti. Cukup ramai, Gusnaini (Nini) dan anaknya Andre (29) sibuk melayani langganannya di warung yang berukuran 6 x 4 meter beserta teras.
"Pakai mie Nak..?" Dengan nada lembut, Buk Nini menawarkan tambahan untuk satu porsi gulai ketupat. Bila satu porsi gulai ketupat saja buk Nini menjual seharga, Rp. 5000, dengan tambahan bihun, Rp. 6000, kalau komplit pakai telur menjadi Rp. 9000,-.
Meski sibuk, senyum tetap mengembang di keduanya. Nada suara ramah, raut jernih di wajah, seakan menjadi resep tambahan, membuat satu porsi gulai ketupat jadi tambah enak dan nikmat.
" Kita berusaha melayani pembeli dengan baik, dengan ramah. Kita juga mengutamakan kebersihan, harga yang kita jual juga terjangkau," kata Buk Nini, saat ditanya prinsipnya berdagang.
Buk Nini mulai berjualan di warung itu, sejak 2005 silam. Sebelumnya, usaha ketupat sayur dirintis di gang kecil, RT 3 Kelurahan Tanah Hitam bersama suami yang baru saja tiada dua bulan lalu. Warung Ketupat Buk Nini dibuka Pukul 5.30 WIB hingga 16.30 WIB.
Sejak New Normal, geliat ekonomi di Kota Padang Panjang pun mulai normal, begitupun usaha Warung Ketupat Buk Nini.
"Alhamdulillah, lewat Warung ketupat ini bisa membiayai keluarga. Harapannya usaha ini dilimpahkan berkah dan karunia Allah," ungkap Buk Nini. (Hrs/Lex)
Komentar