Melihat Kesiapan Sekolah Sambut Ajaran Baru di Kota Padang Panjang

Penulis: RelKom/FA/Hrs/ci | Editor: Marjeni Rokcalva

PADANG PANJANG - Menyambut tahun ajaran baru 2020/2021 di era Tatanan Normal Baru dan Aman Covid-19, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Padang Panjang, Sumbar telah mempersiapkan sistem pembelajaran di sekolah.

"Saat ini, kami sedang menunggu keputusan dari Gubernur terkait sistem pembelajaran yang dilaksanakan di tahun ajaran baru, apakah nanti diberlakukan sistem tatap muka, via daring maupun laring," jelas Kepala Disdikbud M.Ali Thabrani, M.Pd di Padang Panjang, Senin (22/6).

Namun dijelaskannya, untuk pembelajaran yang tengah berlangsung sekarang, siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) diberlakukan sistem laring atau siswa diberikan tugas dan orang tua diminta untuk memantau. Sedangkan untuk siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) juga msmpersiapkan sistem luring dan daring, ditambahkan guru-guru mata pelajaran mempersiapkan video pembelajaran yang nantinya akan diberikan ke siswa.

"Hingga nanti penerimaan lapor tanggal 27 Juni 2020 nanti, guru-guru SMP telah menyiapkan video pembelajaran dan diberikan kepada siawa untuk belajar di rumah, kami berharap dengan metode ini, pembelajaran untuk siswa tetap berlanjut," tambahnya.

Ponpes Thawalib Gunung Siapkan Strategi

Berbagai persiapan menyambut kedatangan santri, dilakukan sejumlah Pondok Pesantren di Kota Padang Panjang, termasuk di Ponpes Thawalib Gunung yang berada di Kelurahan Sigando.

Persiapan menyambut kedatangan santri di Thawalib Gunung, kali ini, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Yaitu melaksanakan protokol kesehatan Covid-19 dengan empat gelombang kedatangan.

Pimpinan Pondok Pesantren Thawalib Gunung, Muhamad Mahfuz Mustia, Lc, saat ditemui, Senin, (22/6), mengatakan empat gelombang kedatangan itu merupakan upaya pengendalian, memastikan santri di Ponpes benar-benar bebas dari Covid-19.

Gelombang pertama dimulai, 13 Juli untuk seluruh Santri Aliyah yang lama. Kedua, 16 Juli, Santri Tsanawiyah yang berasal di luar Kota Padang Panjang dan Batipuah Sepuluh Koto. Ketiga, 18 Juli untuk santri baru dari tingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Keempat, 20 Juli untuk Santri Tsanawiyah dari Kota Padang Panjang.

Untuk menyambut kedatangan santri, lanjut Ustadz Mahfuz, Ponpes Thawalib Gunung bekerjasama dengan LPM Sigando, mengerahkan tenaga kader LPM dan PMI pada saat pengecekan kesehatan santri.

" Bila ada terindikasi, seperti demam tinggi dan sebagainya, kita akan arahkan ke Puskesmas yang ada disini. Kalau toh, tidak ada tempat isolasi, mungkin kita pakai kelas," ungkap Ustadz Muhamad Mahfuz Mustia.

Terkait dampak Covid 19 pada pendaftaran santri baru, diakui Ustadz Mahfus, berkurang dari tahun sebelumnya. Bila tahun sebelumnya pendaftaran murid Aliyah mencapai 40 orang, kini baru 17 orang yang mendaftar. Sementara, Pendaftaran murid Tsanawiyah yang dulu 60 orang kini baru 44 orang.

"Mungkin karena faktor ekonomi.

Sebagian wali santri merupakan non PNS. Diantaranya, para petani karet, sawit,pedagang. Hal ini tentu cukup berdampak kepada perekonomian mereka jadi mungkin itu yang menyebabkan sejumlah orang tua kesulitan menyekolahkan anaknya," lanjut Ustadz.

Lebih lanjut, berdasarkan standar pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM) di Pondok Pesantren di New Normal, Santri belum bisa diizinkan keluar pondok di akhir pekan. " Yang biasanya kita tiap minggu membuka perizinan, untuk ke Pasar , untuk sementara tidak diizinkan dulu, termasuk santri dari Kota Padang Panjang," lanjut Ustadz.

Hal itu menindak lanjuti arahan Walikota melalui Dinas Pendidikan Kota Padang Panjang.

Salah seorang guru, Refna Yunaldi, S. Ag mengatakan, PBM Pondok Pesantren berbeda dengan sekolah reguler. " Di New Normal, di Ponpes Thawalib Gunung, kita tidak 2 shift seperti sekolah biasa, semua murid tetap masuk seperti biasa. Karena kita satu komunitas, pembelajaran seperti biasa saja, yang diperketat waktu kedatangan saja," ungkapnya.

Sekolah Siapkan Modul

Sedangkan bagi MAKM Muhammadiyah, menurut Kepala Sekolah MAKM Derliana, mengatakan, penerapan protokol kesehatan telah dia siapkan di lingkungan sekolah, baik untuk kelas maupun asrama.

Adapun perlengkapan yang di sediakan itu, adalah adanya tim gugus, kelas diatur jarak 1 m antar meja, CTPS, masker, alat pengukuran suhu, penyemprotan disinfektan, jarak tempat tidur dan pengadaan sabun di setiap kloset.

"Sosialisasi protokol kesehatan juga telah disampaikan kepada seluruh tenaga pendidik dan orangtua siswa," tambahnya.

Disebutkan, pihaknya siap untuk mendatangkan anak didik pada 12 Juli mendatang ke asrama, namun secara bertahap dengan jarak masing-masing tingkat selama dua minggu," tambahnya lagi.

Tahap awal yang didatangkan, sebutnya, adalah siswa baru, lalu dilanjutkan dengan siswa kelas XII dan kelas XI sebagai penutup.

Lebih lanjut dikatakan, peserta didik baru, sampai hari ini jumlah pendaftar sudah 186 orang, yang sudah mendaftar ulang 106 orang.

"Tahun ini, MAKM menerima 5 lokal pada 3 jurusan, yaitu IPA, IPS, dan Keagamaan. Alhamdulillah masih melebihi dari pendaftar tahun lalu," ujarnya senang.

Pihak sekolah tak lupa memberikan angket kepada orang tua, apakah anaknya siap didatangkan sesuai jadwal atau menunggu hingga suasana lebih aman.

Jika orang tua masih khawatir, anaknya untuk datang ke sekolah, maka pihak sekolah memberikan modul pembelajaran di rumah.

Terakhir, pihaknya mengaku tidak ada paksaan dalam jadwal pelaksanaan belajar mengajar. "Jika memilih tatap muka siswa diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan dan jika masih ragu siswa diberikan modul untuk belajar dirumah," pungkasnya. (RelKom/FA/Hrs/ci)

Loading...

Komentar

Berita Terbaru