Penulis: Marjeni Rokcalva
JAKARTA - Temuan terbaru tentang efektifnya povidone-iodine (obat luka yang terkandung dalam betadin) sebagai obat kumur yang mujarab kini sedang dalam pembicaraan seluruh dunia. Apalagi di tengah pandemi virus corona, penting untuk menjaga kebersihan rongga mulut dan tenggorok. Ini karena bagian tubuh tersebut berisiko menjadi jalur masuknya virus--termasuk virus penyebab Covid-19 yakni virus Corona alias SARS-Cov-2.
Profesor Rahmi Amtha dari Satgas Covid-19 Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) menerangkan, reservoir virus corona termasuk berada di mulut hingga tenggorok. Karena itu ia menyarankan untuk berkumur atau gargling (gargle/berkumur hingga ke bagian belakang rongga mulut) menggunakan antiseptik.
"Dari semua antiseptik rongga mulut yang beredar di pasaran, terdapat obat kumur yang sudah lama beredar dengan bahan dasar povidone-iodine. Povidone-iodine ini punya 38 mikrobisidal, termasuk SARS dan MERS, sekarang SARS-Cov-2 (virus corona) itu akan dibuktikan lagi kemampuan antivirusnya," kata Guru Besar Universitas Trisakti Jakarta ini dalam webinar bersama Betadine, sebagaimana dilansir cnnindonesia.com, Rabu (8/7/2020).
Dalam riset yang diterbitkan International Journal of Oral Science, virus corona rentan terhadap oksidasi sehingga terkait dengan obat kumur, bahan yang disarankan adalah povidone-iodine atau hidrogen peroksida. Povidone iodine disebut pun lebih mampu membunuh virus dibandingkan antiseptik lain seperti chlorhexidine dan benzalkonium chloride.
Anda dapat menemukan povidone-iodine di pasaran dalam produk obat kumur atau mouthwash. Rahmi pun menyarankan penggunaan povidone-iodine sebagai berikut.
1. Siapkan 10-15 mililiter povidone-iodine dan kumur ke dalam rongga mulut selama 30 detik.
2. Kemudian, gargle ke area belakang rongga mulut (posterior). Anda cukup mendongakkan kepala sekitar 45 derajat. Kumurkan hingga menimbulkan bunyi 'rrrr' selama 30 detik.
3. Buang povidone-iodine.
4. Akhiri dengan membilas sisa povidone-iodine dengan berkumur dengan air biasa.
"Kenapa gargle? Kalau hanya kumur, itu (yang terkena antiseptik) hanya area mulut depan, lidah sampai mukosa pipi kanan dan kiri. Gargle dengan mendongakkan kepala membuat kandungan antiseptik mencapai bagian belakang mulut," Rahmi menjelaskan.
Siapa saja yang perlu berkumur?
Menurut Rahmi, orang-orang yang perlu berkumur khususnya dengan povidone-iodine adalah mereka yang menjalani prosedur berisiko tinggi yang mengakibatkan paparan sekresi dari rongga hidung, mukosa, rongga mulut, kerongkongan dan paru. Misalnya ia mencontohkan, para petugas medis, pasien positif Covid-19 dan, orang yang berada di atau berasal dari area berisiko tinggi infeksi virus corona.
Pada petugas medis, dia berpesan untuk rutin berkumur ketika terlibat langsung dalam penanganan pasien di daerah berisiko tinggi, mengalami keterbatasan APD, saat sebelum dan setelah kontak dengan pasien juga, saat menangani prosedur berisiko tinggi pada pasien yang tidak bergejala.
Berapa kali gargle dengan povidone iodine?
Rahmi menuturkan dalam riset yang diterbitkan dalam jurnal Oral Oncology, untuk pasien atau tenaga kesehatan tanpa gejala atau berada di tempat dengan risiko penularan tinggi disarankan berkumur--dengan povidone iodine--hingga empat kali sehari. Namun dia mengingatkan, rongga mulut sebenarnya memiliki mikroflora alami yang perlu dijaga keseimbangannya, karena itu perlu jeda sehingga setelah penggunaan dua minggu sebaiknya dihentikan beberapa waktu terlebih dulu. Baru setelah itu kemudian bisa memakai povidone-iodine lagi untuk berkumur.
Waktu jeda tersebut bertujuan memberikan kesempatan pada mikroflora beregenerasi dan terjaga keseimbangannya.
Sedangkan untuk orang tanpa gejala, kondisi imun baik, berada dalam konteks menjaga kebersihan mulut bisa digunakan sekali sehari. Rahmi berkata untuk penggunaan reguler, Anda bisa gargle sebelum atau sesudah beraktivitas.
"Masa pandemi ini boleh dipakai 1-2 kali, sebelum dan atau sesudah beraktivitas," imbuh dia. (MR/Editor)
Sumber: cnnindonesia.com
Komentar