Penulis: Marjeni Rokcalva
PADANG ARO - Jika orang yang mengatakan dirinya beriman tapi takut akan cobaan, pada prinsipnya orang tersebut belumlah dinyatakan sebagai orang beriman. Hal ini sekaitan dengan sikap dan prilaku umat dalam menyikapi wabah virus covid-19 di negeri ini.
"Meskipun demikian kita tidak boleh gegabah, tidak peduli. Artinya kita wajib berikhtiar agar selamat dari wabah tersebut" kata Kakan Kemenag Solsel, H. Syamsuir saat pembukaan MATSAMA (Masa Ta'aruf Siswa Madrasah) di Pontren Bustanul Huda Malus, Kecamatan Sangir.
"Kita wajib melaksanakan proses belajar mengajar dalam kondisi apapun, karena umat yang baik tidak terganggu, tidak terlena, tidak boleh was-was menghadapi kondisi apapun karena itulah ciri-ciri umat beriman kepada Allah SWT. Meski demikian kita pula boleh gegabah, atau tidak mengindahkan berbagai himbauan dan larangan yang telah ditetapkan oleh para ahli khususnya, Pemerintah pada umumnya, " tambah H. Syamsuir.
Baca Juga
Sementara itu, Kasi Pendis Kamenag Solsel, H. Mahadolok. R menjelaskan bahwa keberadaan Pondok Pesantren di Solok Selatan, pada umumnya terletah di daerah terjauh dari ibu kota Propinsi.
Meski demimian semua pengelolahnya tetap bertekat untuk melaksanakan kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan mengikuti aturan pembelajaran yang sudah ditetapkan Pemerintah, yaitu belajar secara tatap muka, Luar Jaringan (Luring) dan Dalam Jaringan (Daring), " kata Mahadolok.
Di Kabupaten berjuluk Nagari Saribu Rumah Gadang ini, tercatat sebanyak 3 buah Pondok Pesantren di diantaranya Ponpes Bustanul Huda Malus, Lubuk Gadang Timur, Sangir, Ponpes Tarbiyah Al Hidayah Islamiyah Muara Labuh dan Ponpes Andalusia Batu Bajarang.
" Ditengah Tatanan Normal Baru, seluruh pimpinan Ponpes telah bertekat untuk melaksanakan pembelajaran sesuai keadaan meski ditengah keterbatasan," kata Kasi Pendis Kamenag Solsel, Mahadolok. R, Kamis (19/7/2020)
Terkait dengan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada tahun pelajaran 2020/2021, minat dari masyarakat untuk memasukan putra-putrinya ke Ponpes cukup tinggi, hal ini dibuktikan dengan banyaknya calon santri yang sudah mendaftar ke tiga Ponpes di Solsel, " tambah Mahadolok. R
Sebagaimana lazimnya proses PBM di Ponpes, seluruh santri di inapkan, belajar bersama di masjid, serta melakukan kegiatan halaqah. Semua kegiatan santri itu mengacu pada metide pwmbelajaran yang sudah ditetapkan Pemerintah, seperti cuci tangan, menjaga jarak (physical distancing) dan pakai masker.
Sedangkan Pinpinan Pondok Bustanul Huda Malus, Syarkawi Aziz .mengatakan bahwa pihaknya dalam menyikapi kondisi saat ini, juga telah membuat masker secara mandiri sebagai salah satu Alat Pelindung Diri (APD) yang akan dimamfaatkan seluruh warga Pondok, guru, pegawai, santri dan seluruh orang tua yang berkunjung ke Pondok ini. Selain itu di berbagai sudut ada tempat mencuci tangan.
Lain lagi persiapan Ali Basri pinpinan Pondok PPATI Muara Labuh, beliau justru lebih menekankan pada pembelajaran Daring (dalam jaringan) di dalam Pondok, semua mondok dan diutamakan dalam menyikapi New Normal diwajibkan memiliki HP Androit, "sehingga social distancing lebih terjamin", kata Ali Basri
Sementara di Pondok Andalusia pembelajaran justru lebih longgar, hanya pada tempat-tempat tertentu saja seperti ke pasar, ke Masjid terdekat dan ketempat umum lainnya yang menggunakan APD, hal ini dilakukan karena Pondok ini berada jauh dipelosok.
Pasalnya masyarakat dari luar diyakini tidak ada yang keluar masuk ke perkampungan ini kata Buya Asy'ari Katik Majo Alam sebagai pimpinan Pondok tersebut, pada acara MATARI (Masa Ta'aruf Santri) beberapa waktu lalu. AA
Komentar