Penulis: Marjeni Rokcalva
PADANG ARO - Kondisi yang tidak bisa melihat atau Tunanetra tidak menghalangi Muhammad Irsyad lulusan Pondok Pesantren Bustanul Huda Malus Kecamatan Sangir, Kabupaten Solsel, Sumbar mampu untuk meraih mimpi melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
Bahkan, M. Irsyad anak bungsu dari enam bersaudara dari Jamuhur (ayah) dan Dasniarti (ibu) ini tembus untuk menyisihkan anak-anak yang memiliki pisik normal saat mengikuti tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2020 kemaren.
Hebatnya, perguruan tinggi yang diminati M. Irsyad ini juga salah satu perguruan tinggi ternama di negeri ini, yaitu Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, dan dia lulus di jurusan Pembangunan dan Kesejahteraan.
Baca Juga
Bahkan dari informasi, yang mendaftar ke UGM melalui jalur SBMPTN tahun ini sebanyak 62 ribu se-Indonesia, yang lulus lewat jalur ini hanya sebanyak 3 ribu orang.
Sedangkan untuk jurusan Sosiologi Pembangunan dan Kesejahteraan yang diterima hanya sebanyak 27 orang, dan salah seorang yang diterima itu adalah, Muhammad Irsyad.
Pimpinan Pondok Pesantren Bustanul Huda Malus, Kecamatan Sangir, Buya Syarkawi didampingi alah sorang guru M. Irsyad di Ponpes Bustanul Huda Malus, itu, Asmarni mengatakan, selama mengikuti pembelajaran di pondok sejak tamat di SDLB Golden Arm Padang Aro, M. Irsyad telah memperlihatkan banyak kelebihan dalam berbagai mata pelajaran.
Artinya, keterbatasan dirinya yang buta sejak lahir itu, mampu menyisihkan kawan-kawannya yang normal dalam belajar, sehingga sang juara terus diraihnya mulai duduk di bangku MTs maupun MA di Ponpes ini, " terang Syarkawi
Sepengetahuan Syarkawi, M. Irsyad ini selain selalu juara kelas, ia juga memiliki kemampuan atau kelebihan di bidang Ilmu Teknologi (IT). Maka tidak heran, meski dia tidak bisa melihat, namun berbagai media sosial, seperti Pace Book dan Instagram mampu dia lakukan.
Sedangkan untuk ilmu pengetahuan, semua bidang studi mampu dia kuasai, terutama ilmu kitab standar maupun ilmu sejarah islam. Bahkan dia juga tercatat sebagai Hafuzd Quran 5 juz, " terang Syarkawi yang diamini Asmarni.
Maka tidak heran, M. Irsyad ini termasuk salah seorang anak yang siap untuk menghadapi tantangan. Bahkan saat ia ditawari untuk melanjutkan pendidikan ke jalur Sekolah Luar Biasa oleh keluarganya mapun oleh pihak Ponpes Bustanul Huda, ia tolak.
" kalau kita sekolah di jalur SLB, sudah pasti kita akan diajarkan dengan metode pembelajaran anak-anak yang memiliki keterbatasan pisik, ungkap M. Irsyad sebagaimana ditirukan," Syarkawi
Maka ketika ia ingin melanjutkan pendidikan setelah lulus MA di Ponpes, ia pilih untuk ikut seleksi masuk perguruan tinggi jalur umum, " ungkapnya.
Alhamdulillah hasil tes lewat jalur SBMPTN kemaren, M. Irsyad yang lahir 19-09-2000 dinyatakan lulus SBMPTN LTMPT 2020 dengan nomor peserta 120-142-0328, " tambah Syarkawi
Lulusnya, M. Irsyad tentu disambut suka cita keluarganya, maupun pihak Ponpes Bustanul Huda dan jajaran Kakanmenag Solsel," katanya.
Meski demikian, saat ini keluarga M. Irsyad masih cemas dengan kebutuhan yang harus di persiapkan untuk meraih cita-cita di UGM tersebut.
Artinya keluarga M. Irsyad saat ini masih membutuhkan dana untuk keberangkatannya ke Yogya maupun dana untuk kebutuhan memondok dan biaya makan minum disana.
Kalau melihat dari kondisi orang tuanya, Jamuhur (ayah) yang kesehariannya bekerja sebagai petani, saat ini dalam kondisi sakit-sakitan pula. Sehingga, yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga saat ini adalah Dasniarti (ibu) M. Irsyad.
Bahkan saat menuntut ilmu di pondok M. Irsyad ini berusaha membantu meringankan beban orang tua dengan cara menjual pulsa," terang Syarkawi yang juga Ketua MUI Solsel itu.
Meski ada kakak dari M. Irsyad, yaitu Rahmiyati (perempuan), kesehariannya hanyalah sebagai guru di Ponpes Bustanul Huda, sudah barang tentu penghasilnnya tidaklah seberapa ," terangnya.
Walau masih banyak tantangan, M. Irsyad menurut Syarkawi terlihat sangat optimis untuk bisa kuliah, dikarena dia tercatat sebagai salah satu siswa penerima program Bidik Misi atau program Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Ditempat terpisah Kasi Pendis Kemenag Solsel, H. Mahadolok R, mengungkap apresiasi pada M. Irsyad yang telah mampu lulus di perguruan tinggi ternama. Sebagai makluk Allah Swt. yang memiliki kekurangan, hendaknya. M. Irsyad dapat menjadi motivasi bagi generasi muda lainnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
M. Irsyad yang tuna netra saja, mampu lulus di jalur umum untuk sebuah perguruan tinggi terkenal di republik ini, kenapa tidak anak-anak lain yang nomal tentu diharapkan bisa juga mengikuti jejaknya, " kata Mahadolok.
Terkait dengan kekurangan biaya untuk, M. Irsyad bisa meraih cita-citanya kuliah di UGM, Mahadolok sangat berharap secercah harapan pada dermawan atau berbagai pihak yang peduli pendidik.
Sehingga beban biaya yang menjadi pemikiran ayahnya yang sedang sakit akan dapat berkurang," harap Mahadolok.
Jika ada keingan dari berbagai donatur yang akan membantu meringankan beban biaya M. Irsyad, dapat juga lansung berwakaf malalui rekening nomor 0782728880 (BNI) atas nama Muhammad Irsyad. AA
Komentar