Penulis: Marjeni Rokcalva
PADANG - Kepala laboratorium Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Andalas (Unand) Dr Andani Eka Putra, MSc. menjadi Narasumber rapat terbatas melalui Video Conference (Vidcon) dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Se Sumatera Barat dalam rangka antisipasi penularan Covid-19 dilingkup tenaga medis, di ruang kerja wagub kantor gubernur, Selasa, (1/9/2020).
Menurut dr Andani di Sumatera Barat saat ini adalah fase puncak bertambah terkonfirmasi kasus Covid-19, dimana ini akan cendrung naik begitu cepat, maka sangat perlu diakukan testing, dan melakukan isolasi, maka hasilnya akan berbeda.
Dalam konsep pandemi Covid-19 ini, kita melakukan dua cara yaitu yang pertama bagaimana orang itu tidak bisa menginfeksi orang lain, teknik tersebut dapat digunakan dengan cara melakukan testing, tracing, treatmen dan isolasi.
Baca Juga
- Tingkatkan Kualitas Transparansi Pelayanan Publik, Gubernur Sumbar Luncurkan Aplikasi Sepakat
- Gubernur Mahyeldi Lepas 647 PNS Pemprov Sumbar Pensiun Tahun Ini
- Polda Sumbar Periksa Insiden Penembakan Polisi di Solok Selatan
- Plt Gubernur Sumbar Minta Seluruh Pihak Perhatikan Detail Kecil yang Dapat Menghambat Pilkada
- Pemprov Sumbar Bakal Bangun Kantor MUI di Komplek Masjid Raya
Selanjutnya cara kedua bagaimana seseorang itu tidak terinfeksi, caranya adalah tentu dengan menggunakan protokol kesehatan, pakai masker, cuci tangan, serta menjaga jarak.
"Karena ini adalah masalah kita bersama protokol kesehatan paling utama, Karena tidak semua orang patuh melakukannya", terang dr Andani
Selanjutnya dr Andani katakan masyarakat patuhi akan disiplin protokol kesehatan itu sangat bagus sekali hasilnya. Namun sangat sulit dilaksanakan, sementara tracing dan testing bisa dikembangkan, salah satu upaya adalah mendorong tracing dan testing kedepan.
Kemudian melakukan upaya-upaya, melakukan pembatasan-pembatasan, namun tidak melakukan PSBB karena belum ada restu dari pemerintah.
"Selain beban biayanya besar juga sangat berat ditanggung oleh pemprov juga efek ekonomi sosialnya juga sangat berat", ujarnya.
dr Andani juga menyebutkan bahwa kita sepakat melakukan pembatasan ditingkat provinsi, kemudian dengan melakukan pemeriksaan secara masif untuk beberapa titik.
"Dan beberapa kegiatan yang mengumpulkan orang ramai seperti pesta dan lainnya yang menyebabkan pertemuan banyak orang. Mungkin hal yang seperti itu perlu batasi, agar tidak terjadi penularan kepada banyak orang", sebut dr Andani.
Selain itu mengenai angka infeksi terhadap kesehatan masalah utama kita adalah ketika angka positif naik, maka tenaga kesehatan akan banyak terinfeksi.
Begitu naik lagi melebihi 10-15 persen maka angka kematian tenaga kesehatan akan muncul. Oleh sebab itu tenaga kesehatan adalah orang yang paling banyak berkontak dengan orang-orang sakit. kita tidak tau siapa yang positif, siapa pula yang negatif di daerah ini.
Kita satu-satunya provinsi positif covidnya masih kecil, masih dibawah 5 persen menurut data dibandingkan provinsi lain.
"Sejauh ini kita semua masih bekerja keras untuk mengendalikan, dalam mengontrol pandemi covid di Sumatera barat, tapi apakah bertahan selamanya? Saya jawab tidak kalau kita tidak serius," ungkap dr Andani
Karena untuk menyelesaikan pandemi ini tidak cukup hanya di laboratorium saja dan tidak cukup hanya dinas kesehatan saja maupun tempat karantina saja tetapi semua pihak harus berpartisipasi bersama-sama untuk mengendalikan pandemi ini. Rel/MR
Sumber: Biro Humas Setda Prov Sumbar
Komentar