Penulis: Marjeni Rokcalva
BUKITTINGGI - Sekolah Keluarga besutan Ketua TP PKK Bukittinggi berhasil Tekan Angka Perceraian. Sekolah Keluarga ini berdiri diinsistori Ny Yesi Endriani Ramlan selaku Ketua TP PKK Bukittinggi, dengan maksud menjawab tantangan dan mengatasi masalah sosial yang terjadi di Bukittinggi.
Keterangan Ketua TP PKK Bukittinggi, Ny. Yesi Endriani Ramlan, mengatakan, Sekolah Keluarga hadir untuk menjawab keresahan masarakat, karena banyaknya persoalan mental dan sosial di Bukittinggi, sekaligus menjadi salah satu bentuk pembangunan mental atau pembangunan non fisik yang dilaksanakan oleh pemerintah Kira Bukittinggi.
Sekolah Keluarga lebih menitikberatkan untuk mengembalikan dan mendekatkan orang tua ke jalan yang lebih baik, berlandaskan agama, aqidah dan akhlak sesuai tuntunan Al Quran dan Hadist, katanya.
Baca Juga
Kita berakhlak mulia dulu, baru anak kita berakhlak mulia. Jadi, pembangunan mental ini, tidak tampak secara kasat mata, tidak sama dengan pembangunan fisik, yang langsung kelihatan hasilnya.
Apa yang kita usahakan dan ubah sekarang, akan kita nikmati 5, 10 atau 15 tahun mendatang. Jadi tidak heran banyak yang menilai pemko hanya fokus pembangunan fisik, karena hasilnya langsung nampak.
Padahal banyak juga pembangunan mental dan non fisik yang telah dilaksanakan, tegasnya.
Dikatakannya, sekolah keluarga sudah dilaksanakan sejak tahun 2018. Setelah hampir tiga tahun berjalan, Sekolah Keluarga ini ternyata berpengaruh terhadap sistem ketahanan keluarga di Bukittinggi.
"Bagaimana perlakuan kita hari ini, itu pula yang akan diberikan anak kita nanti. Semua itu tergantung dari orang tua di rumah. Sekolah Keluarga diharapkan dapat membimbing orang tua dalam mengawal anak dan generasi muda kita menjdi generasi emas di tahun 2045. Ditangan kita saat ini lah, kualitas anak akan ditentukan," ujarnya.
Pembangunan non fisik atau pembangunan mental yang dilakukan Pemerintah Kota Bukittinggi, mulai menampakkan hasil. Salah satunya program sekolah keluarga, diakui mampu menekan angka perceraian dan meningkatkan ketahanan keluarga di Kota Bukittinggi.
Mantan Ketua Pengadilan Agama Kota Bukittinggi, Orba Susilawati, yang menjadi saksi kesuksesan Sekolah Keluarga membenarkan, bahwa program tersebut merupakan sistem yang sangat luar biasa untuk meningkatkan ketahanan keluarga, yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Kesejahteraan masyarakat pun tidak hanya bisa dinilai dari sisi ekonomi saja.
"Sejak 2018 Sekolah Keluarga dimulai, angka perceraian di Bukittinggi menurun hingga 15%. Luar biasa memang, dampaknya sangat terasa namun tidak terlihat secara kasat mata.
Sekolah keluarga untuk wilayah kota Bukittinggi bisa memberikan kesadaran masyarakat bahwa dalam sekolah keluarga itu ada proses edukasi untuk menciptakan ketahanan keluarga dengan memperhatikan tanggung jawab dan kewajiban masing. Ini pembangunan mental atau non fisik yang dilaksanakan pemerintah," jelasnya.
Sementara iWali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias mengatakan, Sekolah Keluarga berawal dari inovasi ketua TP PKK sebagai jawaban atas kekhawatiran atas beratnya beban bonus demografi yang akan diterima pada tahun 2045.
Sekolah Keluarga menjadi jalan keluar terhadap persoalan sosial yang terjadi di masyarakat.
"Pembangunan fisik dan non fisik sebenarnya berjalan beriringan. Semua lini terus berjalan, namun tentu tidak semua terekspos dengan maksimal. Apalagi pembangunan non fisik tidak terlihat langsung hasilnya. Tapi bukan berarti tidak ada pembangunan non fisik itu. Salah satunya mensejahterakan keluarga, kuncinya ada di keluarga. Karena itu guna mewujudkan keluarga yang kuat, sakinah mawadah warrahmah itu, perlu penguatan keluarga lewat Sekolah Keluarga," ungkap Wako Ramlan Nurmatias.
Manusia produktif akan didapat dari kerja keras dan disiplin. Membentuk manusia yang mau bekerja keras dan disiplin itu awalnya berasal dari keluarga.
"Jika telah terwujud keluarga yang kuat, disiplin, sakinah mawaddah warrahmah, maka telah membantu negara mewujudkan generasi muda yang berkualitas. juga berharap nantinya, sekolah keluarga bisa membentuk kelompok ekonomi yang bisa menopang perekonomian keluarga," jelas Ramlan Nurmatias. YUS
Komentar