Penulis: Iyos | Editor: Marjeni Rokcalva
SAWAHLUNTO - Sempat ditinggalkan dan kurang mendapat perhatian dalam satu dekade pemerintahan, eksistensi Hj.Kamsri Benti mengelorakan semangat dunia wisata sebagai industri dan sumber ekonomi ternyata berbuah prestasi untuk mengangkat nama Sawahlunto sebagai destinasi heritage.
Tanpa diduga semasekali, perempuan pioneer yang memiliki gagasan berdirinya Asosiasi Homestay Kota Sawahlunto dan Sanggar Seni Parmato Hitam ini kini tengah bertarung ketat untuk meraih posisi pertama katagori penggiat atau penggerak wisata terbaik Sumatera Barat oleh Panitia Seleksi Nominator Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI).
Kamsri Benti, posisinya kini berada di urutan ke 4 dari 5 nama yang masuk nominasi seperti, Eko Darmawan dari Simpang Empat Kab.Pasaman Barat, Hijrah Adi Syukrial dari Kab.Tanah Datar, Indra Muchlisin dari Pariaman, dan Pati Hariyos dari Pasir Jambak Padang.
Dikutip dari Panitia GIPI Award 2020, katagori penilaian terhadap penggerak atau penggiat pariwisata didasari atas beberapa persyaratan seperti mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pariwisata kabupaten/kota, penggerak ekonomi kerakyatan yang ramah lingkungan menunjang sektor pariwisata Sumbar.
Kemudian, memiliki penemuan atau inovasi baru yang memanfaatkan sumber daya setempat menjadi produk yang memiliki nilai tambah ekonomi dan budaya, dan orang atau kelompok yang konsisten mempertahankan serta mengembangkan wisata berbasis halal tourism.
Selain masuk nominator, ibu tiga anak ini juga masuk dalam radar Life Achievement Award. Untuk katagori ini pihak panitia GIPI Award 2020 akan melakukan seleksi dari perorangan yang telah mengabdikan dirinya sepanjang hidupnya untuk kemajuan sektor pariwisata Sumatera Barat yang juga diusulkan oleh Dinas Pariwisata Provinsi, Kabupaten/kota Asosiasi Pariwisata.
"Alhamdulilah, pendaftaran dan kelengkapan administrasi untuk verifikasi sudah disiapkan dibantu Dinas Pariwisata Kota Sawahlunto, termasuk kesiapan untuk diwawancarai timsel melalui video daring (video call). Setelah itu kita tunggu hasil penilaian dewan juri 25 Oktober nanti. Doakan saya mampu menorehkan sesuatu yang terbaik untuk Sawahlunto." Harap pensiunan ASN ini.
Sekilas Hj.Kamsri Benti
Perempuan berdarah seni ini lahir 67 tahun silam bersuamikan H.Edi Warno. Dia merupakan pendiri dan pembina Sanggar Seni Budaya Parmato Hitam yang dilahirkan tahun 2000 silam, dan masih aktif sampai sekarang.
Selain darah seninya mengakar dan direpresentasikan keduania seni dan budaya, Kamsri Benti juga berkutat sebagai pelopor didunia bisnis rumahan dengan membentuk Asosiasi Homestay Sawahlunto pada tahun 2010. Awalnya hanya dengan 8 anggota, tetapi sekarang menjadi sekitar 48 anggota aktif.
Derap langkah Kamsri Benti kemudian tercium harum didunia ini, hingga kehadiran Homestay Sawahlunto akhirnya ikut mengilhami kehadiran Asosiasi Homestay Sumatera Barat. Dari sinilah perjalanan panjang mulai dirasakan ibu 3 anak ini sehingga dia kerap diundang menjadi nara sumber dan motivator pergerakan industri kreatid potensial dalam mengelola penginapan dengan konsep rumah keluarga yang justru banyak diminati wisatawan asing dan domestik.
Sejumlah apresiasi juga diperoleh AHS yakni, homestay peringkat pertama di Sumbar 2015 (Oma Homestay), tiga homestay terbaik tingkat nasional 2015, lima homestay terbaik tingkat ASEAN Tourism Standar 2016, dan penyaji masakan tradisional terbaik ppertama Festival Homestay ASEAN di Perak, Malaysia.
Sedangkan dibidang seni dan budaya, Sanggar Parmato Hitam yang dimotori Kamsri Benti juga banyak menorehkan tinta emas diberbagai iven berskala nasional dan internasional. Seperti tampil promosi di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, Tampil memukau di Jakarta Convention Center bersama ibu alm. Ani Yodoyono, dan lainnya.
Sedangkan di tingkat internasioanal Parmato Hitam pernah tampil di Museum Tepak Siring Singapura, Taman Hang Tuah Melaka, Hongkong dan Baijing Cina. (Iyos)
Komentar