Penulis: Iyos | Editor: Marjeni Rokcalva
SAWAHLUNTO - Jika penularan wabah Corona virus COVID-19 terus melandai, dan posisi Kota Sawahlunto di Sumatera Barat turun hingga berstatus zona kuning, maka pemerintah setempat akan mengambil kebijakan untuk mengaktifkan kembali proses belajar mengajar secara bertatap muka. Hal itu mengemuka dalam rapat koordinasi yang dipimpin Wawako H.Zohirin Sayuti bersama pimpinan organisasi perangkat daerah setempat, Kemarin (27/10/20).
Zohirin Sayuti, yang dihubungi melalui saluran telepon oleh beritaminang.com, Rabu(28/10/20) mengatakan, proses belajar mengajar bertatap muka itu bisa dilakukan bila Gugus Tugas COVID -19 Provinsi Sumatera Barat telah menetapkan Sawahlunto sudah berstatus di zona kuning. Jika hal ini terjadi, kata dia, maka 2 atau 3 hari setelah itu Pemko aka onn menerbitkan diskresi untuk memulai proses belajar mengajar secara bertatap muka.
Selain itu, lanjut Zohirin, pada minggu pertama, kegiatan belajar secara bertatap muka itu dimulai dari tingkat pendidikan SLTA dan SLTP. Berselang seminggu setelah itu, baru menyasar di tingkat SD. Untuk bisa di implementasikan, maka seluruh tenaga pendidik diminta lebih maksimal mengawasi setiap siswa agar disiplin menerapkan protokol kesehatan seiring dengan pemberlakuan Perda nomor 6 tahun 2020 Provinsi Sumatera Barat tentang Adabtasi Kebiasaan Baru (AKB).
Baca Juga
"Insa Allah, dalam satu atau dua minggu kedepan jika kasus terus menurun hingga statusnya turun ke zona kuning, maka kita akan kembali mengoperasionalkan seluruh sekolah dimulai dari tingkat SLTA dan SLTP untuk belajar secara tatap muka. Namun, hal ini perlu diatur maksimal sesuai protokol kesehatan penanganan COVID-19. Serta Nantinya, jumlah siswa dalam ruangan hanya cukup separo dari jumlah siswa dalam kelas." Katanya.
Dalam penjelasannya, para murid tidak di benarkan melakukan kegiatan secara berkerumun, dan selalu bermasjer. Hal lainnya adalah, saat jam masuk sekolah para siswa untuk sentara tidak perlu bersalaman dengan guru dan antar siswa maupun dengan pihak lainnya, cukup memberi penghormatan dengan cara menundukkan kepala atau dengan salam covid adu siku. Selain itu, kantin sekolah untuk sentara jangan dibuka dulu.Lainnya ? Bagi siswa yang tidak diantar orang tua atau mengemudi sendiri ke sekolah tidak dibenarkan mengenakan helem orang lain.
"Saya sangat memahami kerinduan anak-anak untuk kembali kesekolah dengan bertatap muka. Sekedar infirmasi, ada dibeberapa desa anak-anak SD sudah mulai belajar dengan tatap muka dengan gurunya walau tidak dalam berpakaian sekolah tapi tetap sesuai protokol kesehatan. Artinya, belajar bertatap muka sebenarnya sudah dilakukan secara sporadis sesuai kondisi dan kearifan lokal."rujuk Zohirin.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Asril, yang dihubungi via telepon Rabu pagi mengemukakan, proses belajar tatap muka jika dilakukan tetap berpedoman sesuai standar kesehatan dalam penanganan COVID-19 sebagaimana pernah dilakukan di bulan September lalu. Tambahannya, guru wajib pakai masker dan faceshiel dan siswa minimal mengenakan masker dengan jarak antar guru dan .
"Selain wajib menerapkan protokol kesehatan, hal lainnya yang kita atur minimal siswa mengenakan masker, sedangkan guru wajib pakai masker dan faceshield. Sedangkan jam dibatasi dari pukul 07.00 Wib sampai pukul 11.00 Wib tanpa istirahat, dengan tujuan jangan sampai para siswa membentuk kerumunan. Dan dalam kelas akan dibuatkan petunjuk jarak antara guru berhadapan dengan murid, dan antara murid dengan murid, begitu juga jumlah akan dibagi dua, misal hari niini separuh dan besoknya separuh lagi," ungkap Asril. (Iyos)
Komentar