Penulis: rel/MR | Editor: Marjeni Rokcalva
PADANG - Bagi pengguna bus Trans Padang tak usah lagi repot menyediakan uang receh di kantong. Karena tepat di hari kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus mendatang, Dinas Perhubungan Kota Padang menerapkan pembayaran nontunai pada bus Trans Padang. Menyemarakan peluncuran program tersebut, diberikan potongan harga seribu rupiah untuk setiap kali menggunakan Trans Padang.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Padang Dian Fakri mengungkapkan, pembayaran nontunai Trans Padang bekerja sama dengan BRI. Pengguna Trans Padang akan mendapatkan kartu Brizzi, dengan biaya awal sebesar Rp30 ribu.
"Jadi awalnya mesti membayar Rp30 ribu untuk pembelian Brizzi, yang didalamnya sudah tersedia saldo Rp10 ribu," katanya saat diseminasi informasi di Media Center Balai Kota Padang, beberapa waktu lalu.
Baca Juga
Namun sejak 14 Agustus 2019, sebut Dian, bagi pengguna jasa Trans Padang yang menggunakan Brizzi mendapatkan potongan harga seribu rupiah. Potongan harga itu hanya diberikan hingga tanggal 24 Agustus mendatang. Selama 10 hari tersebut, pengguna Trans Padang untuk umum hanya membayar Rp2.500, sedangkan pelajar hanya Rp500.
"Normalnya umumkan Rp3,500 , pelajar Rp1.500 sekarang dapat potongan seribu. Akan tetapi pihak BRI tetap membayarkan ke kas daerah sesuai harga normal tersebut," tuturnya.
Ia menegaskan, mulai 17 Agustus 2019 tidak diperkenankan lagi pembayaran melalui uang tunai saat menggunakan bus Trans Padang. Oleh karena itu, pihaknya telah menyediakan halte penjualan Brizzi yakni di dua Halte SMP 1 Padang, Halte Koni, Halte AKBP, Halte Asia Biskuit, Halte Basko, dan Halte UNP.
"Tinggal beli kartunya sama pramugara. Ke depan kita akan upayakan tidak hanya melalui Brizzi saja, tetapi bisa dengan kartu dari bank lainnya," sebutnya.
Dian menambahkan, langkah ini diambil guna menghindari kecurigaan, sekaligus mempermudah pengawasan atas kemungkinan kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari bus Trans Padang. Selain itu juga untuk menghemat biaya pencetakan karcis bus trans yang mencapai Rp200 juta.
"Kita harapkan langkah ini dapat menepis semua praduga buruk tentang adanya kebocoran, karena sudah menggunakan sistem pembayaran nontunai yang langsung diketahui hasilnya," ungkapnya.(rel/MR)
Komentar