PADANG ARO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Solok Selatan (BPBD Solsel) mengharapkan keterlibatan semua unsur lebih proaktif lagi dalam mendukung penanganan kebencanaan di daerah itu.
Bahkan semua perusahaan (pelaku usaha-red) yang ada di kabupaten yang juga berjuluk Nagari Saribu Rumah Gadang itu sangat dibutuhkan perannya dalam upaya meminimalisir dampak bencana, termasuk upaya untuk pemulihan ekonomi masyarakat terdampak bencana.
Harapan tersebut disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solsel, Ricki Amran saat jumpa pers dengan wartawan yang didampingi Kabag Humas Firdaus Firman selaku pihak yang memfasilitasi acara di ruang Tangsi Ampek, Senin (21/12/2020).
Baca Juga
- Tim TRC BPBD Pessel Lakukan Penanganan Longsor di Bukik Kaciak Linggo Sari Baganti
- BPBD Kesbangpol Padang Panjang Gelar Sosialisasi dan Koordinasi Kajian Risiko Bencana
- Agam Berduka, 23 Orang Meninggal dan 9 Hilang Akibat Terjangan Lahar Dingin Marapi
- BPBD Pessel Terus Melakukan Pencarian Terhadap Tujuh Orang yang Hilang Akibat Tanah Longsor
- BPBD Dharmasraya Bergerak Capat ke Lokasi Banjir di Abaisiat
Kepala BPBD Solsel Jumpa Pers dengan Wartawan
Dijelaskan Ricki Amran, sebagai daerah yang memiliki semua jenis potensi bencana alam kecuali bencana Tsunami, sinergitas berbagai pihak dan keterlibatan masyarakat di daerah ini sangat penting dalam menghadapi dan dalam penanganan kebencanaan .
" Upaya dan sinergi bersama stakeholder terkait sangat dibutuhkan dalam penanganan kebencanaan daerah. Saat ini masyarakat global termasuk Solsel dilanda bencana non alam yaitu pandemi Covid-19, dan itu juga termasuk tugas BPBD sebagai sekretariat," kata Richi.
Menurutnya, pers dalam hal ini juga sangat berperan dalam penyampaian informasi kebencanaan. "Insan pers adalah penggiat dalam penanganan bencana," lanjutnya.
Insan Pers Saat Bertemu Kepala BPBD Solsel
Pihaknya, berharap kedepannya para pelaku usaha (perusahaan) di Solsel mampu menggali potensi untuk mengoptimalkan ekonomi masyarakat terdampak bencana alam maupun bencana non alam.
"Jika hanya mengandalkan APBD Solsel, Kita tidak sanggup untuk pengurangan resiko bencana. Kami sudah melakukan sinergi terkait pengurangan dampak bencana alam dengan dua perusahaan yang ada di Solsel, yakni Supreme Energy dan PTPN VI. Harapannya, semua pelaku usaha bisa terlibat aktif dalam hal ini," katanya.
Kedepannya, bersama dua perusahaan tersebut dimaksimalkan upaya penghijauan dengan menanam pohon produktif disepanjang aliran sungai disekitar lokasi perusahaan. "Masyarakat silahkan mengambil hasilnya jika sudah menghasilkan namun juga butuh perawatan supaya maksimal," katanya.
Bupati Solsel Bersama Kepala BPBD Tinjau Posko Covid-19
Kemudian, di Nagari Padang Air Dingin, Kecamatan Sangir Jujuan juga bakal dibentuk tim jaga hutan. "Kami juga sudah memfasilitasi membentuk dua nagari/desa tangguh bencana (Destana) dan Kampung Siaga Bencana (KSB) sebagai upaya awal dan mitigasi," ujarnya.
Menurut Ricki, saat ini tercatat sebanyak empat nagari yang sudah terbentuk kelompok Destana, yaitu Nagari Pulakek, Kapau Alam Pauh Duo, Pasir Talang Selatan dan Nagari Pakan Rabaa. Sedangkan untuk Kelompok Siaga Bencana (KSB) sudah terbentuk di 36 nagari yang ada di Solsel.
Adapun yang masih belum terbentuk KSB-nya adalah Nagari Lubuk Gadang Timur, Lubuk Ulang Aling Tengah dan Nagari Lubuk Malako. Semua pembiayaan kegiatan kelompok Destana dan KSB di anggarkan dalam APB-Nagari. Sedangkan pihak BPBD hanya sebagai pembina dan pengarah teknis dalam kegiatan kebencanaan, "jelas Ricki Amran.
Aksi Cepat Tanggap BPBD dan SAR Solsel
Selain itu, pihaknya juga mengharapkan semua perusahaan berperan aktif dalam mendukung ekonomi masyarakat. Juga terkait isu kebencanaan dan lingkungan hidup. "Semua berpotensi meningkatkan perekonomian masyarakat," bebernya.
Sebagai contoh di Batang Pangian, Kecamatan Sangir Balai Janggo, pihak perusahaan PTPN VI telah melakukan rehabilitasi aliran sungai dan memperlebar aliran sungai serta membersihkan sisa material potongan kayu. "Sebelum aksi ini, baik itu di Sungai Mudiak Lawe Sungai Pagu maupun di Sungai Pangian. Dilakukan survei dan mitigasi dihulu sungai," katanya.
Sepanjang 2020 BPBD Solsel telah menerima 53 laporan bencana dan dampak sudah tertangani, seperti memperbaiki pengaman tebing sungai dan normalisasi sungai. "Kami berharap masyarakat Solsl terhindar kedepannya dari ancaman bencana," katanya.
Kemudian, terkait bencana non alam Covid-19, BPBD Solsel merupakan Satuan Tugas (Satgas) sebagai sekretariat. Anggaran berada di BPBD Solsel.
Namun, untuk memperlancar dan memudahkan administrasi Pengguna Anggaran juga berada di Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solsel.
PDAM Tirta Saribu Sungai Bantu Warga Terdampak Bencana
"Setidaknya, Rp49 miliar dana refokusing APBD Solsel sudah dikucurkan. Seperti untuk Bantuan Langsung Tunai sekitar Rp32 miliar. Dan sisianya untuk perbaikan ruangan dan peralatan perlengkapan Covid-19 di RSUD, peralatan tenaga medis, pembelian ambulans, dan menaikkan daya listrik di RSUD dan lainnya," katanya.
Saat ini, kata Richi Amran, ada sekitar Rp14 miliar anggaran yang belum digunakan yang berasal dari pusat berupa Dana Insentif Daerah (DID) sebagai bentuk reward kepada pemkab Solsel. "Gunanya untuk pemulihan ekonomi masyarakat terdampak Covid-19. Nah, ini nantinya tugas dari gugus tugas seperti Dinas Koperindag, Pertanian Kehutanan, Dinas Sosial dan OPD terkait lainnya untuk membuat semacam perencanaan program, supaya bisa dimanfaatkan," katanya.
Terpisah, Kabag Humas Firdaus Firman mengatakan BPBD Solsel salah satu OPD yang aktif dalam memanfaatkan media sosial dalam memberikan informasi kebencanaan di Solsel. "BPBD Solsel memanfaatkan semua jenis medos yang ada untuk memberitahu masyarakat terkait kegiatan ataupun informasi kebencanaan. Kita sangat apresiasi ini," tutupnya. Adventorial
Komentar