Penulis: Marjeni Rokcalva
PADANG - Sebanyak tiga orang warga Provinsi Sumbar masuk dalam penumpang dan jadi Pesawat Sriwijaya Air SJY 182 yang dilaporkan hilang kontak saat terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng dan dipastikan pemerintah jatuh di dekat Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta, berasal dari Tanah Datar, Sumbar.
Untuk diketahui, dalam pesawat naas ini ada 62 orang yang terdiri 50 penumpang (40 dewasa, 7 anak, 3 bayi) tambah 12 kru (6 kru aktif, 6 ekstra kru).
Dari 50 penumpang tersebut, ada tiga warga asal Sumatra Barat, yakni kakak beradik Asy Habul Yamin (manifest no.49) dan Faisal Rahman (manifest no.50) yang berasal dari Nagari Gurun, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar. Satu lagi bernama Angga Fernanda Afriyon di RT 03 RW 03, Kelurahan Sungai Sapih, Kecamatan Kuranji, Kota Padang.
Baca Juga
- BREAKING NEWS: Minggu, 93 Warga Sumbar Positif Covid-19, Meninggal 2
- Melonjak Lagi, Rabu 103 Warga Sumbar Positif Covid-19, Meninggal 2
- Kabar Baik, Selasa 123 Warga Sumbar Sembuh Covid-19, Positif Baru 34 Orang
- Meningkat Lagi, Selasa 83 Warga Sumbar Positif Covid-19, Meninggal 7
- Minggu, 113 Warga Sumbar Positif Covid-19, 149 Lainnya Sembuh
Wali Nagari Gurun, Hanisben sebagaimana diberitakan, mengakui kedua kakak beradik ini berasal dari Nagari Gurun, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar. Kedua korban tersebut adalah warga Nagari Gurun yang merupakan anak dari H. Masrizal, seorang pengusaha tekstil di Jakarta. Dia menyebut, keluarga korban sudah lama tinggal di Jakarta sejak tahun 1980.
"Kita dapat informasi dari grup WhatsApp keluarga. Kebetulan istri saya juga ada kerabat dengan keluarga korban ini," sebut Hanisben.
Sementara itu, satu Korban Sriwijaya Air SJY 182 yang berasal dari Padang bekerja di Kapal Batubara di Pontianak, bernama Angga Fernanda Afrion.
Irham (24), adik sepupu Angga menyebut, saudaranya tersebut sudah cukup lama merantau, tepatnya setelah tamat dari SMK Pelayaran Padang. Dia pulang sesekali karena sudah menetap di Jakarta bersama istrinya.
"Kami semua anggota keluarga sangat merasa kehilangan. Kami berharap ada keajaiban untuk beliau," tutup Irham.
Kakak sepupu Angga, Ibnu mengatakan, sang adik bekerja pada kapal batubara yang ada di Pontianak. Usai mengantarkan istrinya melahirkan di Jakarta, Angga pun balik ke Pontianak karena ada perintah dari tempat kerjanya.
Saat ini, pihak keluarga hanya menunggu informasi lebih lanjut dari Jakarta. Dua saudara Angga, yakni kakak dan adiknya tinggal di Jakarta, sedangkan adiknya yang paling bungsu tinggal bersama sang ibu di Padang.
"Kita semua berharap ada keajaiban, mudah-mudahan Angga selamat. Kita disini menunggu informasi dari keluarga yang di Jakarta," tutup Ibnu. (MR)
Sumber: harianhaluan.com
Komentar