Penulis: mak itam | Editor: Marjeni Rokcalva
Arosuka - Banyaknya berdiri tiang-tiang reklame di sepanjang ruas jalan utama di wilayah Kabupaten Solok, terutama Lintas dari dan ke Solok -- Arosuka, patut diduga tidak berizin. Bahkan pada radius seputaran depan kompleks perkantoran Arosuka, banyak berdiri tiang-tiang reklame tersebut dengan pesan promosi, seperti properti, iklan rokok, billboard Pemda maupun tiang reklame informasi anggota DPRD Kabupaten Solok diragui izin pendiriannya.
Dokter Hewan Kennedy Hamzah selaku Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tenaga Kerja (DPMPTSPNaker) Kabupaten Solok saat dikonfirmasi awak media di ruang kerjanya Rabu, (10/2/21) menyebut, dirinya tidak tahu banyak berapa yang sudah berizin.
"Saya tidak tahu banyak berapa berizin datanya ada sama Bujang Latif (Kabid Perizinan). Kita disini pelayanan administrasi Perizinan,",ujarnya.
Sehingga tersirat SKPD masing-masing yang lebih domain kepemilikannya. Lebih jauh diklarifikasi benefit keuntungan atas pendirian tiang reklame buat pemasukan ke Pemkab.Solok, sekali lagi Kennedy tidak mampu menjelaskan lebih rinci, ia hanya berucap tergesa akan pergi ke Padang.
"Saya kan kepala Penanaman Modal ada urusan ke Padang, silahkan saja ke Bujang Latif," katanya dengan ramah sembari mengantarkan awak Media ke Bujang Latif terus berlalu.
Bujang Latif Kepala Bidang Perizinan dan Non Perizinan, menyebut, dari sepengetahuiannya selama jadi Kabid yang ia tempati, dari sepanjang tiang yang berjejer tersebut hingga ke Lubuk selasih, baru satu tiang di area Lubuk Selasih yang mengurus izin.
Selanjutnya Bujang menyebut izin pemasangan Reklame sesuai Perbup 42 tahun 2018 ada di Bidang PUPR. Kepala Bidang Tata Ruang Henike Sari, ST saat ditanya, juga tidak membenarkan apa yang dimaksudkan pihak Perizinan Satu Pintu.
"Kita disini lebih berskop besar, seperti pemanfaatan ruang luar, areal pertanian, daerah resapan air. Barangkali yang mesti dimaksud adalah spot-spot lokasi pemasangan reklame, dan mungkin itu terkait IMB",timpalnya lagi sembari menyarankan untuk ditanyakan ke Bidang yang ditekel Kabid Sakirman.
Yang menjadi pertanyaan, dari sekian banyak yang bermunculan tiang-tiang untuk promosi, dengan berbagai jenis, bahkan iklan rokok yang bertukar pesan tiap sebentar, tidaklah mungkin gratis dan berbayar tegak indah di sepanjang ruas jalan tersebut. Nantilah berbicara soal merusak keindahan tata kota, berapa jarak dari daerah jalan (DMJ) dam lain sebagainhya, inilah yang menjadi misteri di Pemkab.Solok.
Dan tidak mungkin perai begitu saja sebuah iklan reklame tegak berdiri sebagai billboard di ruas jalan utama. Andai ada pemasukan ke Pemda, bagaimana pula setentang izin yang dimaksud, inilah benang merah yang mesti dicari tahu. (mak itam)
Komentar