Penulis: mza | Editor: Medio Agusta
PADANG SAGO - Masyarakat Korong Buluh Apo, Nagari Koto Dalam Barat, Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padang Pariaman, mendesak perbaikan jembatan di Korong Buluh Apo yang ambruk diterjang banjir 2018 silam. Mengingat kerusakan jembatan sudah terjadi hampir 4 tahun, kiranya wajar masyarakat Nagari Koto Dalam Barat merasa dianaktirikan Pemkab.
Wali Korong Buluh Apo, Feri Agus Naldi menjelaskan, jembatan ini bisa disebut sebagai penghubung Kabupaten Padang Pariaman dengan Kota Pariaman, yakni Kecamatan Padang Sago dengan Kecamatan Pariaman Timur. Jembatan ini ambruk diterjang banjir yang melanda kawasan ini pada tahun 2018 silam. Selain jembatan, jalan di daerah ini rusak parah.
"Keberadaan jembatan ini sangat penting bagi masyarakat di Nagari Koto Dalam Barat karena merupakan penghubung utama di daerah ini. Bila hari hujan, otomatis jembatan tak bisa dilintasi karena terendam air," katanya kepada wartawan beritaminang.com, Minggu (7/3/2021).
Baca Juga
Pada saat peninjauan ke lokasi, Wali Korong Buluh Apo, Feri agus Naldi, didampingi oleh Ketua dan Sekretaris Generasi Milenial Kota Tabuik (GMKT) Deri Apriandi dan Muhammad Fadlil Ilhaq, serta Tokoh Masyarakat setempat Ali Labay.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, kerusakan jembatan ini disebabkan tergerusnya dinding penahan di sebelah kanan sehingga menyebabkan lantai jembatan tidak kuat menahan beban dan akhirnya ambruk. Bila dilihat dari kontruksinya, jembatan ini masih terlihat kokoh. Besi lantai jembatan juga tidak ada yang keropos.
Diceritakan Feri Agus Naldi, pada tahun 2018 silam, ada banjir besar ibarat air bah di daerah ini. Tak ayal hamparan sawah warga setempat terendam, begitu pula jembatan yang dibangun pada tahun 2004 silam itu.
"Besoknya Anggota DPRD Padang Pariaman, Alfa Edison datang meninjau jembatan kita ini bersama wartawan TvOne untuk meliput kejadian ini. Alfa Edison kala itu berjanji akan mengusulkan perbaikan kepada pemerintah daerah," cerita Feri yang didampingi Ali Labay.
Sayangnya, sambung Feri, peninjauan tersebut tidak membuahkan hasil karena buktinya jembatan ini tak kunjung diperbaiki. Ironisnya Bupati Padang Pariaman sekarang Suhatri Bur, pernah melintasi jembatan yang rusak tersebut saat menjabat Wakil Bupati periode lalu. Namun kerusakan jembatan itu seakan tidak berarti.
"Waktu itu Pak Bupati berjanji akan mengusahakan perbaikan jembatan ini secepatnya. Tapi ya sama-sama kita lihat lah, begini lah adanya," sambung Ali Labay.
Untuk sementara, warga menimbun lantai jembatan yang turun dengan campuran tanah dan kerikil agar dapat dilalui oleh sepeda motor. Namun untuk mobil kecil tak bisa dilewati, kecuali mobil Fortuner. Itupun sangat dipaksakan.
Bisa dibilang Nagari Koto Dalam Barat ini seakan dianaktirikan oleh Pemkab Padang Pariaman. Padahal warga sangat bergantung terhadap jembatan ini untuk melansir hasil sawah dan perkebunan.
Untuk saat ini petani harus mengangkut hasil taninya sedikit demi sedikit dengan sepeda motor. Bila hujan, jembatan akan terendam dan tentu saja hasil tani tidak bisa diangkut keluar dari daerah ini. Kalaupun terpaksa, warga harus berputar jauh sehingga memakan waktu lebih lama dan membuat biaya yang dikeluarkan lebih besar.
Jalan Rusak Parah
Tak hanya jembatan, jalan penghubung utama masyarakat
antar nagari (desa) di daerah ini juga banyak yang rusak parah. Dari hasil penelusuran dilapangan, banyak titik jalan yang sangat susah dilewati sepeda motor karena banyaknya lubang menganga di sepanjang jalan.
Struktur jalan berupa pendakian yang sangat tinggi dan penurunan curam memperparah keadaan. Belum lagi permukaan jalan yang tergenang air disaat hujan. Anak sekolah juga terpaksa diliburkan karena tidak memungkinkan untuk berangkat ke sekolah.
Menurut Feri, sebagai perwakilan masyarakat di Korong Buluh Apo, dirinya bersama tokoh masyarakat sudah berulang kali mungusulkan perbaikan jembatan dan jalan di daerahnya pada Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) Nagari dari tahun 2019 hingga sekarang tahun 2021.
"Kita tak tahu apakah usulan kita itu dibahas dan diusulkan juga dalam Musyawarah Rencana Pembangunan kecamatan ataupun kabupaten. Saat ini kita terus berharap semoga di tahun ini usulan kita dapat diakomodir Pemkab," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua GMKT Deri Apriandi, merasa miris melihat rubuhnya jembatan dan ketertinggalan Nagari Koto Dalam Barat saat ini.
"Bila melihat kepentingan masyarakat setempat, perbaikan jembatan mestinya sudah dilakukan tidak lama setelah kejadian. Saya justru heran kenapa jembatan ini dibiarkan begitu saja. Anggapan saya pemkab seperti menganaktirikan daerah ini. Tentu saja tak bisa dibiarkan karena pembangunan di setiap daerah harus adil dan merata. Itu kewajiban pemerintah," sinis Deri.
Karena itu, organisasi GMKT mendesak Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman mengakomodir keinginan masyarakat Korong Buluh Apo khususnya, dan masyarakat Nagari Koto Dalam Barat umumnya. (mza)
Komentar