Penulis: Iyos | Editor: Marjeni Rokcalva
SAWAHLUNTO - Taman Satwa Kandi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, butuh seorang dokter hewan untuk mengatasi masalah penyakit yang menyerang hewan hunian di taman satwa tersebut. Ungkapan itu disampaikan para petugas yang melakukan perawatan terhadap hewan mamalia seperti harimau, gajah, dan jenis binatang lainnya.
"Sebagai petugas yang selalu dekat dan merawat hewan-hewan koleksi taman satwa Kandi, kami mohon Pemko Sawahlunto bisa menempatkan seorang dokter hewan yang dapat menangani secara khusus taman satwa ini agar masalah penyakit yang menyerang hewan disini cepat tertangani." ungkap Nurdin Marbun, pawang gajah biasa disebut mabot.
Nurdin Marbun kepada beritaminang.com Sabtu (13/3/21) mengemukakan, dia berharap agar Pemko Sawahlunto selaku pengelola taman satwa Kandi hendaknya segera menyediakan khusus seorang dokter hewan yang sehari-harinya bertugas di taman satwa. Alasannya, kata ayah dua anak asal Sumatera Utara ini, gajah yang dia rawat kadang mengalami sakit, tidak ada selera makan bahkan cacingan.
Melihat kondisi yang pernah terjadi, alasan dia, seekor gajah pernah mengalami sakit dan hilang selera makannya sempat menimbulkan kekuatiran dia. Ditengah kondisi seperti itu lantas dia lakukan upaya sederhana dengan memberikan minuman penyegar kemasan kaleng sebagai upaya mengurangi demam dan panas yang dialami gajah.
Dengan cara itu, gajah yang dirawatnya bisa sembuh disamping juga minta tolong ke salahseorang dokter hewan yang bertugas di Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan. "Alhamdulillah gajah tersebut sekarang sudah sembuh, namun perlu juga diberi obat cacing disamping pemeriksaan kesehatannya secara rutin." tukuknya.
Diketahui, sejak taman satwa Kandi ini di fungsikan 1 Desember 2006 silam oleh Menteri Pariwisata Jero Wacik, sudah 1 ekor gajah yang mati karena sakit, termasuk matinya beberapa harimau Sumatera dan Benggala serta berbagai jenis hewan lainnya karena sakit.
Pernyataan serupa juga disampaikan Koordinator Taman Satwa Kandi, Irwan didampingi Hendri, perawat dua harimau Sumatera betina hasil perkawinan harimau jantan yang terperangkap di Desa Taratak Boncah, Kecamatan Silungkang dengan harimau betina dari Kabupaten Darmasraya yang lahir di kebun binatang Bukittingi.
"Harimau ini juga pernah sakit, tidak punya selera makan bahkan daging yang kami berikan tak disentuhnya. Agar masalah penyakitnya cepat ditangani, maka diperlukan dokter hewan yang siap dan standby kapan dibutuhkan tidak lagi harus mencari keluar."kata Hendri. (Iyos)
Komentar