Penulis: Iyos | Editor: Marjeni Rokcalva
SAWAHLUNTO - Pandemi COVID-19 sepertinya sudah selesai menularkan virus di daerah ini, Tim Satgas COVID-19 yang semula sangat protektif berupaya menangkal penularannya, sekarang terkesan mengendor. Apakah pertanda virus asal Wuhan, Tiongkok, tersebut sudah menghilang dari bumi Sawahlunto?
Untuk mengetahui hal itu, beritaminang.com coba mengkonfirmasi salahsatu Tim Satgas COVID-19 yang juga Wakil Walikota H.Zohirin Sayuti. Saat ditemui diruang kerjanya dua hari lalu, dengan tegas Zohirin mengatakan COVID-19 belum berakhir, bahkan masih mewabah yang siap mengancam keselamatan warga jika tidak dianulir dengan penerapan protokol kesehatan.
Tetapi, kata dia, kasus positif COVID-19 jauh berkurang dan tidak banyak lagi warga yang terpapar berdasarkan laporan Yasril,S.KM,MM, Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Tetapi, saat itu Zohirin tidak mengeluarkan data lengkap indikator terjadinya penurunan drastis kasus corona virus COVID-19 di kota ini.
"Kita semua berharap yang demikian, tetapi bukan berarti kasus penularan virus ini sudah lenyap dari daerah ini. Saya tetap menghimbau agar seluruh masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan, selalu bermasker, sering cuci tangan di air mengalir, dan jauhi kerumunan (3M). Berdasarkan laporan yang saya terima dari Pak Yasril, warga yang positif sudah jauh berkurang." ungkap besan Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansyarullah ini, lugas.
Pantauan beritaminang.com dilapangan, situasi dan kondisi saat ini sudah seperti sebelum berjangkitnya wabah COVID-19. Aktifitas warga mulai tampak tidak mengenakan masker, kalaupun ada hanya menggantung didagu. Dibagian lain, beberapa fasilitas publik tempat cuci tangan yang ada dibeberapa tempat ruang terbuka dan pusat perkantoran seperti tidak mendapat perhatian lagi karena air dan sabun cuci tangan ditemukan habis dan tak berair.
Informasi dari sebuah sumber kesehatan yang minta namanya tidak ditulis mengatakan, saat ini sulit melacak perkembangan penularan COVID-19 karena tracking dan tracing sudah minim dilakukan. Apalagi ditambah dengan tidak adanya posko Satgas COVID-19 yang terintegrasi untuk memperoleh informasi riil dilapangan dan kurangnya sosialisasi seperti diawal-awal pandemi.
Lainnya, sambung sumber itu, informasi tentang penularan COVID-19 hanya bisa diperoleh dari hasil swab test PCR yang dilakukan pihak RSUD bukan lagi berdasarkan hasil tracking warga kontak erat dengan korban oleh pihak Satgas COVID-19. Dugaan ini bukan tidak beralasan, sebab, tindaklanjut antisipasi penularan melalui tracking dan tracing sudah mulai dilupakan. Buktinya, petugas tracking tak terlihat lagi turun kelapangan.
"Kasus pandemi masih menular di daerah ini. Hanya saja tim Satgas COVID-19 yang selama ini sering melakukan tracking sudah jarang kelapangan mencari warga kontak erat yang tertular. Sekarang, indikator apa yang dipakai kasus positif COVID-19 sudah jauh menurun? Kalau memang demikian tentu kita bersyukur agar masyarakat dapat beraktifitas seperti biasa tanpa cemas terserang wabah. Sejatinya, kalau tak ada swab test PCR tentu tak ada data yang terkonfirmasi positif" tutur sumber itu.
Sinyalemen ini dibantah tegas Wawako Zohirin Sayuti, berdasarkan laporan yang dia terimanya, tracking ke warga yang terindikasi kontak erat dengan korban positif di rumah sakit selalu dilakukan oleh satgas dilapangan.
"Tim satgas selalu melakukan tracking setiap ditemukan kasus baru. yang kita harapkan kasus ini terus menurun dan kembali ke kehidupan normal. Sekali lagi saya ingatkan, tolong selalu terapkan protokol kesehatan."pungkasnya.
Data Penularan COVID
Berdasarkan data resmi diperoleh dari satgas kemarin (14/3/21), terdapat 2 warga positif terpapar COVID-19. Dengan demikian, menambah panjang data warga yang terserang virus Cina ini di Kota Sawahlunto. Secara kumulatif, data yang dirilis Sri Wareski Ismal,S.KM dan Mulya Cahyana,SKM menyebutkan, sudah 407 warga daerah ini positif corona, dari jumlah itu 388 orang dinyatakan sembuh dan 6 orang meninggal dunia.(Iyos)
Komentar