Aktivis WWF, Taman Satwa Kandi Sawahlunto Tak Bergairah Saat Pandemi Covid-19

Penulis: Iyos | Editor: Marjeni Rokcalva

SAWAHLUNTO - Kondisi Taman Satwa dan konservasi Kandi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, mendapat perhatian drh.Wisnu Wardana, yang juga aktivis World Wide Fund For Nature yang dulu disingkat WWF, dan ia pernah terlibat langsung dalam pembangunan taman konservasi tersebut sebagai konsultan pengembangan lahan pasca tambang batubara open pit mines untuk taman satwa dimasa pemerintahan Wako Amran Nur.

Kepada beritaminang.com di Kandi, Rabu (24/3/21), Wisnu Wardana mengungkapkan, kondisi kesehatan dua harimau sumatera (Sumatera panthera tigris) yang diberi nama upik dan gadis terlihat dia dalam kondisi sehat. Namun perlu diingatkannya, karena harimau ini sudah mulai dewasa diharapkan dapat dipisah karena harimau sebagai hewan soliter bila sudah dewasa biasanya hidup sendiri tanpa saudaranya. Untuk itu sudah saatnya harimau tersebut dipisah dengan memperhatikan kandang yang aman dan kokoh, serta pagar besi yang mulai mengalami pelapukan dimakan usia

Sedangkan kondisi 2 gajah bernama endang dan bimo juga dikatakan sehat dan sedikit gemuk. Hal ini menandakan proses perawatan dan gizi makanannya cukup memperoleh perhatian petugas. Pandangan ini disampaikan Wisnu usai melihat perkembangan berbagai hewan yang dikoleksi pusat konservasi hewan di Kandi tersebut. Dia hadir di Kandi bersama istrinya untuk bernostalgia setelah melakukan perjalanan jauh menggunakan kendaraan mobil pribadi dari Jakarta.

Selain harimau dan gajah yang mendapat perhatian dia, hewan koleksi kebun binatang yang lainnya berupa hewan primata, unggas dan mamalia juga tak luput dari pantauannya selama berada di taman satwa tersebut. "Semua dalam kondisi sehat, hanya saja kandang-kandang yang terbuat dari bahan metal sudah mengalami kerusakan karena pelapukan, bahkan ada yang jebol dan berpotensi hewannya lepas serta dicuri orang tak bertanggungjawab.

Tak Bergairah

Kondisi lingkungan taman satwa Kandi menurut Wisnu Wardana kurang gairah dan hidup. Pengunjung sangat sepi, sementara para pekerja juga kurang bergairah karena sepinya pengunjung. Padahal, sebagai tempat pelestarian, konservasi dan rekreasi alam yang menghibur, taman satwa Kandi sudah tak terpelihara dengan baik padahal taman ini sangat potensial untuk dikembangkan karena tak ada saingannya di Sumatera Barat saat ini.

"Saya prihatin melihat kondisinya, tak ada yang baru dan ter-update ditaman satwa ini padahal potensial untuk dikembangkan dan harus ditata kembali sebagai pusat konservasi dan pendidikan. Coba perhatikan Infrastrukturnya mulai keropos dan rusak, kandang sudah ada yang harus direnovasi. Sementara petunjuk-petunjuk penting lainnya tak terlihat lagi. Jika ingin lebih baik dan bergairah menarik pengunjung, maka perbaiki itu termasuk taman zoologi dan wahana permainan air spot-spot selfi agar lebih menarik." Tukuk dia

Tetapi Wisnu Wardana sangat memahami kondisi ditengah pandemi COVID-19 saat ini. Banyak kebun binatang diseluruh dunia mengalami kerugian sehingga terjadi pengurangan karyawan, bahkan ditutup. Tetapi berbeda dengan di Sawahlunto, masih bisa bertahan walau terjadi penyusutan pengunjung cukup drastis karena pekerja disini digaji dengan APBD, jika tidak, sulit dibayangkan taman ini bisa ditutup dan satwa akan mati, ini sulit untuk dipertanggungjawabkan.

"Kita berharap pandemi ini segera pulih, agar taman satwa Kandi dan pekerjanya kembali bergairah. Kalau bicara pengembangan dan penambahan koleksi tentu perlu dana. Tapi sekarang dana itu kan fokus untuk penanganan COVID-19." Pungkasnya mengakhiri.(Iyos)

Loading...

Komentar

Berita Terbaru