Penulis: Ris/Lex | Editor: Marjeni Rokcalva
MENOLEH ke kiri, selepas melangkahkan kaki dari pintu masuk Perpustakaan Daerah Kota Padang Panjang, sebuah rak buku tinggi melingkar, menyuguhkan karya-karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka). Semuanya terpajang rapi dan menarik hati. Inilah Pojok Hamka, gudang ilmu dan pelepas rindu bagi penggemar ulama besar dan sastrawan terkenal di Nusantara itu.
Karya-karya reliji seperti Tafsir Alzhar, Tasawuf Modern, dan karya sastra Tenggelamnnya Kapal Van der Wijck dapat ditemukan di sini. Kadis Perpustakaan dan Kearsipan, Alvi Sena, ST, MT mengatakan, ada sekitar 70 persen karya Buya Hamka yang bisa ditemukan di Pojok Hamka ini.
"Sekitar 30 persen lainnya kebanyakan buku lama yang tidak diterbitkan. Buku yang sedang dicari. Seperti terbitan awal yang berjudul Si Sabariah. Ini adalah tulisan pertama Buya Hamka. Memang sudah ada yang dijual di pasaran, tapi edisi yang sudah direvisi dengan cover baru," katanya saat ditemui, Selasa (13/4).
Pojok Hamka, ungkap Alvi Sena, ialah salah satu unggulan perpustakaan daerah yang dipimpinnya. Menjadi tempat yang akan diekspose setiap ada kunjungan edukasi. "Baru-baru ini datang dari DPRD Kampar. Mereka tertarik sekali dengan pojok Hamka," tuturnya.
Karya Buya Hamka yang cukup diminati masyarakat menjadi salah satu alasaan didirikannya Pojok Hamka pada akhir tahun 2019 silam. Kemudian sebagai titik tujuan wisata, lantaran Padang Panjang dahulunya kerap dikunjungi wisatawan yang tergabung dalam Komunitas Jejak Hamka dari Malaysia
"Kebetulan orang-orang dari Malaysia ini pengagum berat Buya Hamka. Mereka sering melakukan Forum Group Discussion (FGD), berbicara dan membedah karya-karyanya. Bahkan mencetak ulang buku Hamka dalam Bahasa Melayu. Kunjungan mereka ke Padang Panjang ini menyusuri jejak-jejak Hamka. Dengan adanya Pojok Hamka ini mudah-mudahan Perpustakaan turut menjadi titik kunjungan," harapnya.
Perpustakaan juga menjalin komunikasi dengan anak ke-9 Buya Hamka yakni Hafif Hamka. "Sebagian dari buku-buku yang ada di perpustakaan berasal dari beliau. Beliau juga yang mengarahkan di mana dibelinya," terangnya.
Di samping itu, tambah Alvi, dengan adanya pojok-pojok khusus akan membedakan Perpustakaan Daerah Padang Panjang dengan perpustakaan lain.
"Kita mengarahkan perpustakaan menjadi tempat penelitian yang menyediakan buku-buku khusus terkait dengan tokoh-tokoh. Pojok lainnya, nanti akan ada apakah pojok Hatta, pojok Syahril, pojok Minangkabau. Sehingga orang tahu ke perpustakaan di Padang Panjang itu sudah ada koleksi-koleksi yang khusus," ujarnya. (Ris/Lex)
Komentar